My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Minggu, 13 November 2011

Resume Nutrien

oleh:
Ahmad Gulbuddin Dzul
26020210130083
Oseanografi Kimia
OSEANOGRAFI-UNDIP

Nutrient
  • Adalah semua unsur dan senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan melalui proses fotosintesis dan berada dalam material organic.
  • Nutrien adalah dirujukkan kepada elemen-elemen, atom-atom, dan ion-ion yang
terdapat dalam tanah diserap oleh tumbuh-tumbuhan
  • Nutrien sendiri dibagi menjadi 2 yaitu,makronutrient dan mikronutrien
  • Makronutrien adalah nutrient yang tersebar dilautan dan konsentrasinya melebihi 1ppm denga kata lain nutrient jenis ini melimpah dilautan.(contoh:C, N, P, O, Si, Mg, K, Na)
  • Mikronutrien adalah nutrient yang tersebar dilaut dan konsentrasinya kurang dari 1 ppm dengan kata lain nutrient jenis ini penyebrannya terbatas atau sedikit dilaut.(contoh:Fe,Cu, Mn, Ze )
  • Senyawa Fe dibutuhan oleh amakhluk hidup namun jika berlebihan mengakibatkan booming alga
  • Elemen makro esensial adalah C
  • Elemen mikro esensial adalaha N, P,Si
  • Fitoplankton mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan fitoplankton dengan kultur dapat mencapai optimum dengan mencapurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air laut tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien, makronutrien meliputi nitrat dan fosfat. Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar. Bentuk kombinasi lain dari nitrogen seperti amonia, nitrit, dan senyawa organik dapat dapat digunakan apabila kekurangan nitrat. Mikronutrien organik merupakan kombinasi dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronutrien tersebut digunakan fitoplankton untuk berfotosintesis Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi.
  • Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal.  Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.

Transport mekanik sedimen dan struktrur yang terbentuk

oleh:
Ahmad Gulbuddin Dzul Q
26020210130083
OSEANOGRAFI-UNDIP
PENDAHULUAN
Bumi ini terdiri dari komponen daratan,lautan dan atmosfer.Daratan itu sendiri disusun oleh batuan-batuan,salah satunya adalah batuan sedimen selain dari batu metamorf dan batuan beku.Batuan sedimen merupakan hasil pemadatan dari sedimen itu sendiri.Yang kita tahu 75% permukaan bumi tersusun oleh sedimen.Sedimen sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup,maka sangat penting mempelajari proses terbentuknya sedimen.
batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan yang tersebar dibumi(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan.Contoh dari batuan sedimen atau endapan yaitu : Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung.
Batuan-batuan yang ada dibumi sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.Karena didalam batuan-batuan tersebut terkandung berbagai macam mineral,nutrient dan bermacam-macam kandungan yang dibutuhkan makhluk hidup.Contohnya yaitu seperti karbonat yang terkandung dalam batuan dan dibutuhkan atau akan diserao oleh tumbuh-tumbuhan yang ada.Kemudian batu bara yang memberikan pasokan energi bagi kehidupan manusia.
Maka sangat penting bagi kita untuk mempelajari segala  proses pembentukan batuaan sedimen maupun batuan lainnya.Seperti proses transportasi, pengendapan dan pelapukannya.

II.        DASAR TEORI
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang endapan sedimen dan proses terbentuknya sedimen itu sendiri.Pemelajaran sedimentologi tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lain. Banyak diantara disiplin ilmu itu misalnya mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan memiliki hubungan keterkaitan sehingga memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai endapan sedimen. 
Sedimen itu sendiri memiliki banyak definis yang telah didefinisikan oleh ahli-ahli terdahulu diantaranya sebagai berikut:
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan telah mengalami proses transport dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batuan sedimen. Sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kerikil dan sebagainya.
Sedimen atau endapan  diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan.
Krumbrein dan Sloss (1963) berpendapat bahwa sedimen adalah material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organic yang ditransportasikan dari berbagai sumber air, darat maupun laut dan didepositkan oleh udara, angin, es dan air.
Pipkin (1977)mengatakan bahwa sedimen adalah deposit dari material padat di permukaan bumi di berbagai medium (udara, air, gas) di bawah kondisi normal permukaan.
Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
Namun dari semua definisi tentang sedimen diatas dapat kata kunci yang terdapat pada semua definisi yang ada yaitu:pecahan, partikel, transport, terendapkan.Sedimen yang telah tertransport akan menjadi terendapkan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan yang melibatkan pemampatan (Compaction), penyimenan (Cementation), penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat.

Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan ada baiknya kita terlebih dahulu memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen.Banyak prinsip-prinsip tentang sedimen diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu dimasa lampau. 
Lapisan horizontal yang ada di batuan sedimen disebut bedding. Bedding terbentuk akibat pengendapan dari partikel-partikel yang terangkut oleh media air atau angin. Kata sedimen sebenanrya berasal dari bahas latin ”sedimentum” yang artinya endapan. Batas-batas lapisan yang ada di batuan sedimen adalah bidang lemah yang ada pada batuan dimana batuan bisa pecah dan fluida bisa mengalir. Selama berubah atau terganggu ataupun terbalik maka lapisan termuda berada di atas dan lapisan tertua berada di bawah. Prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip superposition. Susunan lapisan tersebut adalah dasar dari skala waktu stratigrafi atau skala waktu pengendapan. Pengamatan pertama atas fenomena ini dilakukan oleh Nicolaus Steno di tahun 1669. Beliau mengajukan beberapa prinsip berkaitan dengan fenomena tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah prinsip horizontality, superposition, dan original continuity. Prinsip horizontality menjelaskan bahwa semula batuan sedimen diendapkan dalam posisi horizontal.  Pembentuk batuan sedimen adalah partikel-partikel atau sering disebut sedimen yang terbentuk akibat hancuran batuan yang telah ada sebelumnya seperti batuan beku, batuan metamorf, dan juga batuan sedimen sendiri.
Faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen yaitu iklim, topografi, vegetasi dan susuna batuan yang ada.Sedangkan faktor mengontrol/berperan dalam pengankutan sedimen adalah angin, air dan salju.Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda,hal ini dikarenakan energi transportasi angin dan air kecil hanya mampu mengangkut butiran-burtiran kecil seperti pasir maupun material tersuspensi.
Partikel-partikel yang tertransport kita bertemu sebuah cekungan,kemungkina besar akan terendapkan.Hal ini dikarena posisi yang lebih rendah dan pengaruh media transport berkurang sehingga partikel diam dan terendapkan ditambah pula pengaruh dari gravitasi.

III.       POKOK MASALAH
Sedimen tertransportasi oleh bermacam-macam agen diantaranya gravitasi, air yang mengalir, angin dan gletser.Sedimen tersebut akan berpindah dari asalnya ke tempat-tempat pengendapan yang beragam. Di tempat tersebut sedimen diendapkan dalam berbagai macam karakter yang tergantung pada lingkungan pengendapannya. Setelah pengendapan dan terjadinya timbunan sedimen, akumulasi sedimen itu mengalami diagenesis. Proses-peroses fisika, kimia dan biologi yang berlangsung mengakibatkan: (1) perubahan dari sedimen menjadi batuan sedimen, (2) terjadinya modifikasi pada tekstur dan mineralogi pada batuan.Transportasi sedimen dimulai ketika material terlapukkan dan ion terlarut. Transportasi material yang terlarut disebut transportasi larutan atau aliran fluida, sedangkan material padat tertransportasi melalui transportasi mekanik.

Transportasi sedimen tergantung pada sifat fisik dari media transportasi, sifat material, sifat fisik dari campuran media transportasi dan material, dan gaya yang menyebabkan transportasi. Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat jenis dan kekentalan media. Berat jenis media akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan.Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk mengalir.
Transport sedimen secara mekanik terbagi menjadi beberapa cara diataranya:
  1. Suspended load transport
Mekanisme transport dimana partikel-partikel hasil pemecahan batuan terbawa bersama air secara keseluruhan.Ukuran partikel yang dibawa bergantung pada kecepatan arus itu sendiri.Semakin besar arus maka ukuran butir partikel lebih besar. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material partikel halus saja yang dapat diangkut suspensi.
Sifat dan struktur sedimen yang dihasilkan pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai pemilahan butir yang buruk. Ciri lain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.

  1. Bed load transport
merupakan mekanisme transport dimana partikel yang lebih kasar dan padat bergerak sepanjang dasar perairan baik secara menggelinding, bergeser maupun meloncat-loncat akibat pengaruh tumbukan diantara partikel dan turbulensi tetapi partikel tersebut selalu kembali ke dasar. Mekanisme transpor dapat berubah dari suspended loadmenjadi bed loaddan sebaliknya karena adanya perubahan kecepatan aliran.
Pada mekanisme transport ini dibedakan berdasarkan tipe gerakan media pembawanya,dibagi menjadi:
a.       Endapan arus pekat
Sistem arus pekat tidak banyak terjadi dikenyataannya.contohnya saja,gletser, longsoran dan aliran lahar.Sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunung api.Struktru sedimen yang terbentuk yaitu:
§  Terbentuk struktur atau tekstur yang terpilah buruk
§  Struktur yang sring didapat adalah floating frame work kerangka mengambang.Sering didapatkan suatu macam graded bedding atau alignmen bongkah-bongkah dalam satu garis mungkin karena aliran laminer.

b.      Endapan arus traksi
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen dasarnya. Pada umumnya arus traksi gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:
·                 pemilahan baik
·                 tidak mengandung masa dasar
·                 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).
Dalam arus traksi dikenal dengan Rezim aliran rendah(Lower Flow Regime) dan Rezim aliran tinggi (Upper Flow Regime) keduanya memiliki hubungan terhadap arus searah terhadap silang siur. Pengaruh hidrodinamika sendiri dapat membentuk dua jenis silang siur dan dune yang berbeda. Pada kondisi hidrodinamika dimana mulai terbentuk silang siur, kemudian dune sampai dengan sebagian dari dune dirusak tererosi kembali disebut rejim alir bawah (lower flow regim). Sedangkan mulai dari sini bila kecepatan aliran terus bertambah disebut rejim alir atas (upper flow regim).

·         Lower Flow Regime
Dalam rezim ini gaya dari garvitasi bumi lebih berpengaruh sehingga terbentuk onggokan-onggokan dan erosi, cara transport diseret dan jatuh bebas kedalam erosi dan sudut kemiringan dari crosslamiae adalah searah dengan arah arus.dan menghasilkan struktur sedimen:
§  Cross-lamination
§  Cross-Bed
·         Upper Flow Regime
Pada rezim ini gaya momentum yang ada lebih berpengaruh dari pada gaa gravitasi bumi,Sehingga akan membentuk Onggokan ang lebih disebabkan karena penumpuan pada endapan yang lebih muka, cara transport terus menerus akibat momentum air.
Dan dari itu akan menhasilkan struktur sedimen yang
§  silang siur
§  planar-antidune

c.       Endapan arus suspensi
Transport sedimen juga dipengaruhi oleh gravitasi bumi,sedimen yang dipengaruhi oleh garvitasi bumi dibagi menjadi 3 macam:
  • Debris flows (umumnya mud flows)
Mud flows dibagi menjadi 2 : di bawah air dan di darat
Ciri sedimen hasil mud flows:
§  dikuasai matrik (matrix-dominated sediment)
§  sortasi jelek
§  pejal (tak berlapis)

  • Grain flows
Ciri sedimen hasil grain flows:
§  dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment)
§  terpilah baik dan bebas lempung

·       Fluidized flows
Ciri sedimennya:
§  tebal, non-graded clean sand
§  batas atas dan bawahnya kabur
§  umumnya terdapat struktur piring (dish structures).



MEKANISME GERAKAN SEDIMEN

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dilakukan dengan 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.




Jumat, 11 November 2011

misteri 11 november 2011

sungguh fenomena alam yang tidak biasa
patut saya syukuri selama hidup 19 tahun kurang saya telah mengalami kejadian yang luar biasa
fenomena pada tanggal itu sangat tidak biasa
media media elektronik maupun cetak berlomba-lomba mencari berita tentang hal tersebut
dimulai dari hal pernikahan,beranak pinak,nembak calon pacar,tunangan bahkan pembukan SEA GAMES XXVI
semua orang mengadendakan kejadian penting dalam hidupnya tepat pada tanggal tersebut.
menurut kesaksian para penghulu "wahh..biasanya jumlah calon pengantin tidak seperti ini,untuk hari ini jumlahnya 3x lipat dari biasanya,jadi kami sengaja menyiapkan penghulu lebih"
Mungkin tanggal cantik memang memberikan kelebihan,yaitu mudah diingat.
Namun yang perlu diwaspadai adalah jangan sampai kita mengkhususkan tanggal tersebut.
Tapi yang tidak habis saya pikir ada sebagian ibu ibu yang memaksakan kelahirannya pada tanggal tersebut.
padahal itu tidak baik bagi si ibu dan bayinya sendiri.menurut saya kita terima saja kapan waktunya bagi kita dan itu pasti yang terbaik dari Allah.
sampai seperti itukah demi 11-11-2011???

ditulis disela kepenatan oseanografi fisika

Senin, 07 November 2011

MARS KELAUTAN UNDIP

KAMI INI ANAK KELAUTAN
ANGKATAN DUA RIBU SEPULUH*
WALAU KULIT KAMI HITAM,MOHON KAMI DIMAAFKAN
MAKLUM DONG KAMI SUKA MENYELAM

KAMI INI ANAK KELAUTAN
BERDIRI TEGAK SEKOKOH BATU KARANG
WALAU BADAI KAN MENERJANG ANGIN KAN BERTIUP KENCANG
KAMI TETAP TERUS BERJUANG

ORANG BILANG LAUT KITA ITU KAYA,TAPI MENGAPA DIRAMPOK DIAM SAJA?
ORANG BILANG LAUT KITA ITU KAYA,BAGAIMANA KITA HARUS MENJAGANYA

*menyesuaikan angkatan

Sabtu, 05 November 2011

Perangkat Oseanografi


Oleh:
Ahmad Gulbuddin Dzul Q
2602021010083
oseanografi-UNDIP

NANSEN BOTTLE
                  Dalam penelitian khususnya dibidang oseanografi sering sekali memerlukan sampel air guna mengetahui segala hal tentang kondisi perairan tersebut.Dalam pengambilan sampel air laut para peneliti menggunakan alat yang dinamakan Nansen Bottle(botol Nansen).Alat yang dirancang oleh ahli kelautan Fridtjof Nansen pada tahun 1910 dan kemudian dikembangkan oleh Niskin dapat mengambil sampel air laut dari kedalaman tertentu.Prinsip kerja alat ini mudah,yaitu alat tersebut diturunkan kedalam laut dengan menggunakan tali,ketika mencapai kedalaman yang diinginkan berat kuningan atau bisa disebut pemberat dijatuhkan melalui tali hingga mencapai botol.Ketika pemberat mengenai botol maka katup akan tertutup oleh sebuah pegas katup yang letaknya dibawah dan diatas botol lalu menjebak air didalamnya.Setelah itu alat tersebut dapat diangkat kepermukaan.Air laut yang ada didalam botol Nansen ini yang nantinya menjadi sampel air laut dan digunakan dalam penelitian dan dapat dikeluarkan melalui keran yang ada.Pemberat(Messenger)dapat diatur ketika akan diturunkan hingga mencapai botol Nansen.

SUHU AIR LAUT
Untuk mengukur Suhu air laut dan menggunakan Termometer dan sensor CTD.Termometer terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih.Prinsip kerja thermometer cukup dengan meletakkan thermometer kedalam air laut tersebut.Namun alat ini hanya bisa mengukur suhu pada permukaan air laut karena terbatasnya kemampuan alat tersebut.Untuk pengukuran suhu permukaan air laut bila jarak dek kapal dengan permukaan air laut dekat akan mudah,Namun jika jauh dapat dilakukan dengan memindahkan massa air keatas kapal kemudian baru dilakukan pengukuran dan jangan sampai terkena sinar matahari langsung.Untuk Sensor CTD cukup memasukkan alat tersebut kedalam air laut dan alat tersebut akan mencatat informasi suhu air laut tersebut.

SALINITAS
Dalam pengukuran kondisi salinitas air laut dapat menggunakan Salinometer dan Refraktometer.Prinsip kerja dari Salinometer yaitu dapat melakukan pengukuran tingkat salinitas kondisi perairan dengan berdasarkan daya hantar listrik yang diterima alat tersebut,semakin besar salinitasnya semakin besar pula daya hantar listriknya.Sedangkan Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20.Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart.

DENSITAS
Untuk melakukan pengukuran densitas di gunakan alat yaitu Piknometer,Density Gradient Columns.Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut.Prinsip kerja alat ini :
1.Melihat berapa volume dari piknometernya (tertera pada bagiantabung ukur), biasanya ada yang bervolume 25 ml dan 50 ml.
2.Menimbang piknometer dalam keadaan kosong.
3.Memasukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer tersebut.
4.Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat.
5.Menimbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.
6.Menghitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
7.Setelah mendapat data massa dan volume fluidanya, kita dapat menentukan nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida dengan persamaan: rho (ρ) = m/V=(massa pikno+isi) – (massa pikno kosong) / volume. Adapun satuan yang biasanya di gunakan yaitu massa dalam satuan gram (gr) dan volume dalam satuan ml = cm3
8.Membersihkan dan mengeringkan piknometer.

Sedangkan Density Gradient Columns dirancang untuk pengukuran densitas (g-cm­3) dari suatu padatan dengan menggunakan prinsip kerja metode Density Gradient dengan bola dikalibrasi pada kecepatan yang telah diketahui jarak operainya yaitu : 0,5 sampai 3 g-cm3.Akurasi : 4 angka signifikan tersedia dengan 1 sampai 6 kolom model.

Gelombang laut
                   Buoy menjadi salah satu alat pemanen energi gelombang laut(Permanent Magnet Linear Buoy Prinsip dasar buoy yaitu dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis. Kunciya, terdapat pada perangkat elektrik yang berupa koil (kumparan yang mengelilingi batang magnet di dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.


Gejala alam pasang surutnya air laut sangat berpengaruh pada ekosistem yang ada.Para peneliti terus mengontroling seberapa tingginya kondisi saat pasang dan seberapa rendahnya saat surut.Karena hal tersebut,dibutuhkan Beberapa alat pengukuran pasang surut diantaranya adalah sebagai berikut :

Tide Staff
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.  Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut.  Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.Prinsip kerja dari alat ini sangat mudah,cukup letakkan papan pasut ditempat yang sesuai dengan criteria yang ada.kemudian amati kondisi pasang surut secara berkala.

Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis.  Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam computer.Perangkat ini memudahkan dalam melakukan penelitian karena dilengkapi dengan fitur yang mendukung.  Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
A. Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit).  Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.

B.Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit).  Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.

Current Meter adalah alat yang dapat mengukur kecepatan arus laut dan arah arus laut.Current-meter mekanik mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi menjadi angular.Sebuah current-meter yang ideal harus memiliki respon yang cepat dan konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus secara akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Juga harus tahan lama, mudah dilakukan pemeliharaan, dan simpel digunakan dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
Prinsip kerja dari alat ukur kecepatan ini dengan mempergunakan hukum Faraday. Dimana konduktor (air) menggerakkan daerah medan magnet (diubah dengan kumparan berbeda kutub) yang menghasilkan voltase dengan adanya arus air. Jadi secara umum ada tiga jenis yang sering dipergunakan saat ini, prinsip electromagnetik dengan mengukur kecepatan mempergunakan hukum Faraday dengan menyatakan bahwa air mengakibatkan perubahan medan magnetik yang ada dalam bidang yang telah diatur sehingga menghasilkan tegangan yang berbeda secara linear sebanding dengan kecepatan arus.
pengukuran kecepatan arus air disebut dengan Water current meter yang secara prinsip kerja terbagi dalam tiga sistem, yaitu :
Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 sampai 10 m/s.
Sistem Elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang mengalir melalui medan mamgnentik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulas direfleksikan ataupun disebarkan oleh partikel-partikel dalam air dan terjadi pergeseran frekuensi dari yang diterima kembali oleh receiver, dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.

Telah dikembangkan estimator untuk menaksir parameter gelombang laut dari suatu kawasan tertentu.Estimator ini dibuat sebagai alat bantu untuk analisa data pengukuran gelombang laut dalam perencanaan pemanfaatannya sebagai energi alternative.Parameter parameter model diperoleh melalui teknik identifkasi secara rekursif,dari mana kemdian analisis spectral daya dari gelombang.Dengan menggunakan frekuensi cuplik 10x frekuensi gelombang diperoleh resolusi kesalahan estimasi 1% masing masing untuk frekuensi dan ampitudo.Hasil ini menunjukkan bahwa perangkat estimator yang dikembangkan ini memiliki konvergenitas yang cepat dan ketelitian tinggi


Close System Compression


Pengaruh Suhu dan Tekanan Uap Air terhadap Fiksasi Kayu Kompresi
dengan menggunakan Close System Compression

Pendahuluan
Teknik densifikasi kayu adalah teknik pengempaan kayu utuh (solid) yang bertujuan untuk meningkatkan kekerasan permukaan dan kekuatan kayu. Proses densifikasi kayu dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: (1) pelunakan (softening); (2) deformasi (deformation); dan (3) fiksasi (fixation). Densifikasi kayu yang bersifat permanen dapat dilakukan dengan mengunakan metode (1) perekatan atau modifikasi kimia, (2) perlakuan suhu tinggi pada kondisi kayu kering dan (3) perlakuan uap air suhu tinggi pada kondisi kayu basah (steam).
Metode (3) adalah memanaskan kayu dengan menggunakan uap air suhu tinggi (steam treatment). Metode ini dilakukan dengan memasukkan uap air panas dari boiler ke dalam autoclave yang dilengkapi dengan alat kempa tahan panas. Metode ini dapat dimodifikasi dengan prinsip Close System Compression (CSC). CSC merupakan alat cetakan kedap udara yang terbuat dari logam stainless dan diberi 2 lubang, yaitu untuk keluarnya uap air dan untuk mengukur tekanan yang terjadi pada saat pengempaan.
Diperkirakan bahwa faktor tekanan uap air panas dari kadar air kayu yang menguap di dalam alat CSC tersebut sangat berpengaruh terhadap tercapainya fiksasi yang permanen dari metode ini, selain factor suhu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedua faktor yang saling terkait, yaitu suhu dan tekanan uap air terhadap fiksasi kayu.


Bahan dan metode
           
            Kayu yang digunakan pada penelitian ini adalah kayu Randu (Bombax ceiba L.) Pengambilan contoh uji dilakukan dengan cara memotong log sepanjang 1 m pada ketinggian diameter setinggi dada (+ 1.3 m dari pangkal batang pohon). Selanjutnya dari log tersebut dibuat contoh uji berukuran 20 mm (L) x 20 mm (T) x 30mm (R); dengan kerapatan rata-rata 0.37 gr/cm3. seluruh contoh uji dikeringkan di dalam oven selama 3 hari pada suhu 60ºC dan diukur dimensi tebal (To) serta berat awalnya(Wo). contoh uji tersebut dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok kering udara (KU); jenuh air (JA); dan penambahan air pada kayu jenuh air (PA). Kadar air rata-rata untuk kelompok KU adalah 10.83%, sedangkan untuk kelompok JA dan PA adalah 225.36%.kemudian diletakan di dalam alat CSC berukuran 255 mm x 245 mm x 20 mm yang dilengkapi dengan penutup cetakan dari bahan stainless, serta pressure-meter untuk mengukur tekanan uap di dalam cetakan (Gambar 1).

        Besarnya pemulihan tebal (recovery of set = RS) dan kehilangan berat (weight loss = WL) diukur dengan rumus:

RS= Tr-Tc  x 100%
        To-Tc

      WR= Wo-Wr x 100%
                                                                  Wo

Hasil dan Pembahasan

Dari percobaan didapat bahwa faktor suhu, waktu dan tekanan uap panas pada saat pengempaan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat RS dan WL kayu kompresi. Sedangkan besarnya tekanan uap panas yang terjadi di dalam alat cetakan CSC sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor suhu, waktu dan kadar air kayu.Panas membuat suhu air,naik sehingga air dalam kayu tersebut menguap. Semakin tinggi kadar air yang terdapat di dalam kayu, maka semakin banyak uap air yang dikeluarkan pada tingkat suhu dan waktu pengempaan tertentu. Uap air yang diproduksi ini terperangkap dalam alat cetakan CSC yang kedap udara, sehingga manyebabkan terjadinya tekanan uap panas. Metode CSC merupakan salah satu metode dalam pembuatan kayu kompresi dengan cara mengkombinasikan antara faktor kadar air kayu, suhu, waktu pengempaan, serta tekanan uap panas yang berasal dari kadar air kayu yang menguap selama proses pengempaan. Meningkatnya suhu dan tekanan uap panas pada kayu jenuh air akan melunakkan hemiselulosa dan lignin sebagai komponen utama kimia kayu sehingga bersifat plastis.
 Kadar air kayu yang berubah menjadi uap panas tersebut dapat terdifusi ke bagian dalam struktur kayu (Kawai 1996), sehingga akan menimbulkan tekanan uap (internal vapour pressure) di dalam rongga sel kayu (Krisdianto 2004). Tekanan uap panas ini akanmendesak uap air keluar dari dalam kayu. Keluarnya uapair dari dalam kayu karena terdesak oleh tekanan uap panas ini kemungkinan menyebabkan rusaknya sebagian struktur antomi kayu.Sesuai hukum termodinamika mengenai hubungan antara tekanan absolut (P), volume spesifik (V), suhu absolute (T) dan konstanta gas (R) dimana PV = RT (Singh dan Heldman 1984). Mekanisme fiksasi dari metode CSC ini diperkirakan merupakan kombinasi dari mekanisme fiksasi metode heat treatment dan steam treatment. Kemungkinan selain terdegradasinya komponen kimia kayu, terjadi pula kristalisasi bagian amorf pada mikrofibril akibat adanya perlakuan suhu dan tekanan uap panas yang tinggi.

Kesimpulan

Untuk mencapai fiksasi yang permanen, selain faktor suhu dan waktu pemanasan, diperlukan pula sejumlah uap air yang berasal dari kadar air kayu yang dikempa maupun air yang ditambahkan di dalam alat CSC agar dapat mencapai tekanan uap yang diinginkan. Perbedaan metode ini dengan metode steam treatment adalah, pada metode steam treatment, uap air panas yang berasal dari boiler dimasukkan kedalam autoclave yang dilengkapi dengan alat kempa tahan panas, sehingga tekanan uap panasnya dapat segera mencapai 10 kg/cm2. Pada penelitian ini tekanan uap panas yang terdapat di dalam cetakan CSC masih dibawah 10 kg/cm2, yaitu 9.5 kg/cm2. Oleh karena itu masih terjadi RS sebesar 8.92%, walaupun telah ditambahkan air pada kelompok PA dengan suhu 180ºC dan waktu pengekempaan 30 menit. Untuk menghasilkan tekanan uap sebesar 10 kg/cm2 dan mencapai fiksasi yang permanent, maka diperlukan penambahan air ataupun zat cair tertentu serta
menambah waktu pengempaan.


Oleh : Ahmad Gulbuddin Dzulqarnain
                   26020210130083
                        Oseanografi B