My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Rabu, 21 November 2012

report1 #current


Pengertian Arus
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.  Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin  dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).
Arus laut akan juga dipengaruhi oleh :
1.      Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada disekitarnya
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.
2.      Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking
Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.Arus densitas merupakan arus yang timbul akibat adanya gradien densitas dalam arah horizontal. Gradien densitas horizontal terbentuk oleh variasi salinitas, suhu atau kandungan sedimen. Arus densitas ini umumnya terjadi didaerah pantai dan estuari dimana terdapat fluks air tawar ke arah laut. Fluks air tawar ini akan mengakibatkan adanya variasi atau gradien densitas dalam arah horizontal yang bertambah besar ke arah laut.
Gradien densitas horizontal ini mengakibatkan gradien tekanan horizonal yang akhirnya menimbulkan arus densitas. Didalam arus densitas di estuari terjadi keseimbangan antara gradien tekanan dan gesekan internal (gesekan viskos), sementara didalam arus densitas di daerah pantai terjadi keseimbangan antara gradien tekanan, gesekan internal, dan gaya coriolis atau hanya keseimbangan antara gradien tekanan dan coriolis (gesekan internal diabaikan).

Klasifikasi Pembagian Arus
Adapun jenis – jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
  1. Berdasarkan penyebab terjadinya
Ø Arus Ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Ø Arus Termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Ø Arus Pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Ø Arus Geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar   dan gaya coriolis.
Ø Wind driven current: Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
2.    BerdasarkanKedalaman
Ø    Arus Permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Ø    Arus Dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.

Macam-macam Arus berdasar proses pembentukannya
1.Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation)
Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin.
Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.
Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat dilihat dalam Gambar 1. Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.


Gambar 1. Pola sirkulasi arus global.

2.  Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation)
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model pola sirkulasi termohalin global.

3.Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.
4.Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai. Pola kedua macam arus ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Arus sepanjang pantai dan arus rip.

Minggu, 11 November 2012

journey #Tide


Pembahasan Jurnal “Studi Komponen Pasang Surut Perairan Dangkal (Over And Compound Tides) Model Kanal 1 Dimensi Dengan Menggunakan Metoda Asimilasi Data  Variasional”
Fenomena pasang surut yang terjadi dilautan dalam waktu yang periodik sangat penting dan sangat mempengaruhi dalam aplikasi pada wilayah pesisir khususnya.Pengetahuan pasang surut dapat diaplikasikan dalama navigasi, rakayasa pantai/ocean engineering (pembuatan pelabuhan, bangunana penahan ombak/gelombang, jembatan laut, dan pemasangan pipa bawah laut), survei hidrografi, penentuan batas wilayah suatu negara serta pembangkit listrik.Penjalaran gelombang pasang surut pada perairan dangkal terjadi gesekan dasar yang merupakan komponen non linear komponen inilah yang disebut kompone pasang surut perairan dangkal/shallow water.
Diketahui dalam persamaan gerak terdapat dua suku non linear yaitu suku konvektif dan suku gesekan.Dimana pada suku gesekan terdiri dari dua aspek, suku gesekan kuadratik dan suku yang bekaitan dengan efek elevasi terhadap gesekan momentum ηu|u|.Dalam jurnal ini membahas penelitian penyelesaian persamaan gerak dengan menggunakan metode asimilasi data pada model numerik, hal ini dilakukan karena penyelesaian persamaan yang didalamnya terdapat suku-suku non linier secara analitik tidak mudah atau dikatakan sulit.Namun jika diselesaikan dengan menggunakan metode numerik akan menyebabkan ketidakstabilan.Terdapat juga cara alternatif yaitu, dengan melinearisasi suku –suku non linier.Dimana ketika kita mengabaikan suku-suku non linier ternyata akan memperoleh hasil yang kurang baik.Hal ini disebabkan pada perairan dangkal faktor non linier sangat signifikan.Namun dengan metode asimilasi data pada model numerik diharapkan mampu memperbaiki hasil model.Sehingga didapatkan hasil yang akurat dan dapat digunakan dalam pembangunan wilayah pesisir.
Sebelum membahas hasil penelitian pada jurnal ini, sebaiknya kita harus tau apa yang dimaksud dengan Asimilasi data.Hal itu merupakan  suatu metodologi yang dapat mengopimalkan informasi hasil pengamatan  dengan mengkombinasikan  kedalam model numerik.Konsep asimilasi ini secara langsung berhubungan dengan konsep error.
Secara umum asimilasi data dibagi menjadi 2 :
1.      Control Theory (variasional)
2.      Estimation Theory (sekuensial)
Pada jurnal ini menggunakan control theory (asimilasi data variasional), dimana memecahkan masalah dengan optimasi dari kriteria yang ada melalui cara meminimumkan cot function .Untuk mempermudah dalam menganalisa, dibuat sebuah model yaitu model kanal 1 dimensi (gambar.jurnal) dengan spesifikasi panjang kanal 126,875 km yang dibagi menjadi 12 grid dan tiap gridnya sepanjang 10,573 km.Maksud dengan adanya model ini untuk mengilustrasikan simulasi masalah yang ada sehingga mempermudah dalam menganalisisnya.
Dari hasil yang didapat pada penetilian tersebut menjelaskan bahwa pemilihan jumlah iterasi maksimum akan memepengaruhi hasil asimilasi.Kemudian berdasarkan data yang diperoleh (data tanpa asimilasi rms=12,70 % dengan asimilasi LAE=840, NAE=840 rms=0,0099%) dan sebelum diterapkan asimilasi rms untuk σ1 adalah 0,1075 m/det dan untuk σ2 adalah 0,44 m/det, sedangkan setelah diasimilasi mendapatkan nilai σ1 0,0125 m/det dan σ2 adalah 0,0129 m/det.Dari data tersebut diketahui bahwa metode asimilasi data variasional efektif meningkatkan ketelitian hasil simulasi.
Dengan perbedaan ketelitian tersebut sangat mempengaruhi jika diaplikasikan dalam kehidupan nyata.Semakin kecil nilai error atau rms maka hasil tersebut makin akurat dan direkomendasikan untuk digunakan dalam aplikasi manusia.Sehingga untuk saat ini direkomendasikan menggunakan metode asimilasi variasional dalam pengolahan data pasang surut.

Drupella spp #zoologi

PENDAHULUAN
Beberapa invertebrata seperti bintang laut bermahkota duri, siput prosobranch dan landak laut merupakan jenis invertebrata bersifat parasit bagi terumbu karang.Dalam kondisi ekstrim, jenis-jenis invertebrata tersebut merupakan masalah yang cukup serius bagi ekosistem terumbu karang.Ledakan populasi  dari jenis jenis invertebrata parasit tersebut merupakan salah satu bentuk dari kondisi ekstrim.Jika fenomena ini terjadi dalam waktu yang cukup lama dan dalam area yang luas, ini merupakan kerusakan ekosistem terumbu karang.Keanekaragaman jenis pada komunitas karang dan berbagai komponen penting yang terdapat pada perairan dangkal menyusun komunitas alami terumbu karang.Drupella spp merupakan salah sau jenis keong pemakan yang cukup penting diketahui keberadaannya diterumbu karang.Ledakan populasi Drupella spp diaustralia barat dan jepang pada tahun 1980an dan 1990an merusak karang dalam area yang cukup luas.
KLASISIKASI
Filum               : Moluska
Kelas               :Gastropoda
Clade               :Neogastropoda
Superfamili      :Muricoidea
Famili              :Muricidae
Subfamili         :Thaidinae
Genus              :Drupella
Spesies            :Drupella spp

MORFOLOGI
Semua anggota famili muricidea memiliki morfologi dasar yang identik.Sehingga cukup sulit untuk dibedakaannya.Beberapa perbedaan tersebut digunakan sebagai kunci identifikasi jenis.Cronia triangulata bagian atas permukaan cangkangnya putih dengan celah berwarna orange.Drupo morum abu-abu mengkilap dengan titik-titik hijau sangat banyak dan sedikit titik titik ungu.Morula granulata abu-abu mengkilap dengan bintik hijau tebal .Morula uva hijaun gelap,permukaan kaki putih.Thais tuberosa abu-abu mengkilap dengan titik abu-abu,putih dan ungu dalam jumlah yang banyak.Kesulitan dalam mengidentifikasi Drupella dan Cronia

 SISTEM REPRODUKSI
Moluska pada umumnya mengalami fase plankton pada awal hidupnya, yaitu pada face larva sebagai meroplankton.Setelah usia dewasa akan hiddup didasar perairan sebagi benthos atau berenang aktif sebagai nekton(pada cephalopoda).Pada moluska terdapat perbedaan pola reproduksi dan spesifikasi pada setiap kenis.Moluska yang hidup diair laut, termasuk Drupella spp, pembuahan terjadi secara eksternal.Individu jantan dan betina mengeluarkan sel gamet keair dan meletakkan pada suatu tempat dalam wakti tertentu, tergantng jenisnya.Sebelum telur menetas,betina memiliki peran yan lebih besar dari pada jantan dalam hal menjaganya dari  segala ancaman.Untuk melindungi dari lingkungan luar, telur diletakkan didalam kapsul, dimana dalam satu kapsul terdiri dari banyak telur.Kapsul-kapsul diletakkan secara bergerombol pada tempat yang terlindung dari predator.misalnya dibawah koloni karang.

Drupella spp, seperti halnya jenis moluska perairan lainnya mengalami metamorfosis selama beberapa kali dari larva sampai usia dewasa.Setelah telur menetas akan menjadi larva yang dinamakan trochophore.Larva kmeudian berkembang menjadi veliger, yaitu stadium larva yang sudah memiliki kemampuan berenang-renang dan mencari makan untuk dirinya sendiri.Pertumbuhan moluska terjadi dengan cepat saat usia masih belum dewasa dan akan semakin menurun hingga tidak mengalami pertumbuhan lagi setelah usia dewasa.

PERILAKU MAKAN DAN MAKANAN
Dalam keadaan normal Drupella spp,hanya memakan jaringan penghubung diantara polip karang.Hal ini memungkingkan karang untuk segera pulih setelah serangan Drupella spp.Drupella spp mengupas rangka atau jaringan karang, meninggalkan  bekas putih pada tempat yang dimakan dan dengan cepat berubah warna oleh alga.Drupella spp makan dari bagian tepi kemudian bergerombol pada bekas karang yang dimakan.
Hewan ini aktif pada malam hari dan mengelompok dibagian karang yang telah mati atau didekat area yang tersedia banyak makanan dan jarang ditemukan pada karang yang masih hidup karena cenderung menjauhi area belum dimakan agar terhindar dari kotak langsung sel penyangat pada karang.Drupella spp memiliki asosisasi yang kuat dengan karang bercabang acropora spp.
Keberadaan karang sebagai habitat dan sumber makanan bagu Drupella spp.Akan tetapi disisi lain,beberapa jenis ikan ikan predator sebagai pemangsa dari Drupella spp juga dalm kondisi melimpah.Sehingga ada hubuungan erat  antara Drupella spp dengan keadaann karang(sebagai mangsanya) dan ikan-ikan predator(sebagai pemangsanya).

 PERAN DALAM TERUMBU KARANG
Drupella spp merupakan gastropoda parasit yang menggangu stabilitas dan kesehatan karang.Namun masalah perusakan jaringan karang yang disebabkan oleh Drupella spp menjadi serius hanya apabila dalam keadaan yang sangat ekstrim.Drupella spp merupakan gastropoda yang memiliki kebiasaan memakan jaringan karang.Sifat dari Drupella spp bagi karang adalah sebagai parasit.Namun secara Drupella cornus memiliki asosiasi yang sangat kuat denga kelimpahan jenis karang bercabang.Pada area yang memiliki jenis-jenis karang bercabang(acropora spp) dengan tutupan yang cukup baik akan memiliki populasi Drupella cornus yang cukup tinggi.Karena karang cabangsangat penting pada tahap awal pertumbuhan Drupella cornus untuk melindungi diri dari pemangsa.