My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Senin, 31 Desember 2012

Revolusi Bumi


Hingar bingar dipenghujung malam berisiknya bunyi petasan, seruan terompet memecah mimpi binatang yang lelap tenggelam dalam tidur nyenyaknya. Ramai, malam penghujung permulaan kembali revolusi bumi dalam mengarungi lintasan invisible-nya memutari bintang paling terang di galaksi bima sakti-sumber kehidupan. Bak seperti siang tengah bolong makhluk berakal berpesta pora, bergembira bersama-sama menyambut masa baru dan melupakan masa lalu. Melupakan segala tetekbengek problematika yang dihadapinya dan membuangnya pada tiupan terompet yang bercampur jigong berasa sajian makanan kelas mancanegara hingga sajian semur jengkol khas warung kaki lima jakarta. Diramaikan stasiun tv yang berlomba-lomba mengundang artis-musisi kelas atas tuk menghibur makhluk-makhluk butuh hiburan. Bahkan khusus malam ini, program-program stasiun tv ber-genre horror yang biasa beredar ditengah malampun artis pemainnya terpaksa diliburkan sementara waktu. Fenomena setahun sekali terjadi diikuti anemo masyarakat yang sangat besar.
about me
Pergantian tahun yang rutin terjadi setiap tahun dimana menandakan pengulangan kembali waktu revolusi bumi Selalu menjadi hot topik diakhir tahun. Waktu peralihan berisi harapan, keinginan, impian manusia untuk satu tahun kedepannya. Berharap tahun 2013 menjadi tahun yang lebih baik dari tahun 2012. Dimudahkan dalam menghadapi kerasnya hidup, dikabulkan segala keinginan dan mimpi. Bahkan sepertinya KPK berharap tahun 2013 tidak menjadi tahun yang sulit bagi lembaga pemberantas tikus tikus penggerogot istana negara. Yap, tahun 2012 menjadi tahun ujian bagi KPK dan yang paling belum melewati tanggal kadaluarsa yaitu cicak vs buaya #part2. Saya berdoa khusus untuk kasus ini dan pemberantasan yang dilakukan KPK tidak lepas dari andil pedagang kaki lima “racun tikus kering, ampuh, tidak bau-beli 3 dapet 1”.
Boleh-boleh saja kita berharap, bermimpi dan berangan-angan. Sudah lihat tayangan pemberitaan yang berisi prediksi kondisi harga-harga kebutuhhan masyarakat ditahun 2013?harga-harga kebutuhkan akan naik baik listrik, air dan pastinya BBM. Keadaan yang membuat kita berpikir 3x untuk survive ditahun 2013, mungkin tahun tersebut bisa jadi menjadi tahun yang lebih sulit. Dimana terjadi inflasi, pasar asing semakin berkembang mengurangi lahan peruntukan pasar domestik. Sulit, penuh tantangan bukan hambatan memaksa tangan ini berbuat lebih banyak, kaki melangkah lebih jauh, mata terbuka lebar lebih lama, mulut makin selalu berdoa #5cm. Tidak dapat dipastikan yang ada didepan kita, ibarat mata kita minus, tidak memakai kacamata dan matahari mulai tenggelam diujung barat. Pedoman yang dapat menjadi pegangan yaitu hanya lampu yang menyala entah 5 watt, 20 watt, 70 watt tergantung gumpalan hati ditubuh.
Renungkan, sebanyak apa niat dan kebaikan yang sudah dicatat malaikat?sebanyak apa keburukan yang sudah dicatat pula? Sebandingkah dengan 365 hari yang diberikan?

Jumat, 28 Desember 2012

siapa saya, anda, kita ???

Ketika memulai tulisan ini saya teringat kejadian pada tahun 2010 lalu.Media cetak regional maupun nasional bersama-sama memberitakan seputar Ujian Nasional tingkat SMA atau sederajat. Peristiwa yang setiap tahun meramaikan tajuk berita media cetak maupun tidak pada selang waktu bulan April. Namun pemberitaan Ujian Nasional tingkat SMA atau sederajat tahun ajaran 2010 terlihat berbeda. Pembocoran soal jawaban, tingkat kecurangan siswa, sidak dari kementrian pendidikan dan lain sebagainya itu hal yang “lumrah” diberitakan setiap tahunnya. Berbeda untuk Ujian Nasional tingkat SMA atau sederajat tahun 2010 khususnya diwilayah yogyakarta. ” Jumlah ketidaklulusan siswa SMA di DIY hingga 23,70 persen, tercatat sebagai angka tertinggi sepanjang sejarah. Pihak Disdikpora berencana membentuk tim untuk mencari penyebab ketidaklulusan”, kutipan dari salah satu pemberitaan media online.Yogyakarta memiliki tingkat kelulusan terendah se-pulau jawa pada saat itu.
” Mereka gagal dalam ujian nasional karena tidak lulus di mata pelajaran sosiologi dan Bahasa Indonesia”, pengakuan dari salah satu kepala sekolah. Kita tidak perlu membahas tingkat kelulusan SMA diyogyakarta karena pastinya sudah dibahas dan ditindak lanjuti dinas pendidikan. Salah satu kutipan berita terlihat beberapa kata yang berbeda dengan kata lainnya. Hal itulah yang perlu kita garis tebal, begitu prihatin ketika kita mendengar pemberitaan seperti itu. Diantara siswa-siswa tersebut, mereka tidak lulus pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA, sejauh itukah?.
Sungguh ironis kejadian tersebut, bahasa indonesia yang merupakan bahasa resmi bangsa ini menjadi sebuah kendala. Jangan menyalahkan siswa-siswa kita, mereka hanyalah korban. Korban dari dampak negatif arus globalisasi , para pendahulu dan sistem pendidikan. Ketiga hal tersebut yang mendasari terciptalah kondisi yang kita alami sekarang. Masih banyak generasi muda yang lupa bagaimana menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Cenderung mereka lebih nyaman dan menyukai berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah maupun bahasa “gaul”. Bahkan masih banyak diantara kita yang belum sepenuhnya paham istilah istilah pada kamus besar bahasa indonesia, Minim sekali pelajar kita membuka kamus besar bahasa indonesia dan pastinya mereka lebih sering membuka kamus bahasa inggris.Sudah punyakah anda kamus besar bahasa indonesia?Terlalu mudah ataukah kita terlalu meremehkan bahasa kita sendiri?
Pesatnya perkembangan arus globalisasi yang kita rasakan ini, benar benar memberikan dampak besar dalam kehidupan bermasyarakat termasuk bahasa. Teknologi yang semakin maju mempermudah akses masuknya hal tersebut, termasuk pula interaksi kultur budaya. Dampak terhadap Kultur budaya berbahasalah yang mendapat urutan pertama efek globalisasi. Dalam mengakses informasi global kita harus berkomunikasi, baik verbal atau non verbal. Diawali berkomunikasilah secara tidak langsung kita merekam informasi kultur bahasa dari lawan interaksi kita. Semakin sering kita berinteraksi dengan dunia luar semakin terbiasa pula kita merekam informasi tersebut. Sehingga secara tidak kita sadari hal tersebur akan terakumulasi menjadi kebiasaan sehari hari kita.
Perilaku dari para pendahulu atau yang biasa kita sebut orang tua, menjadi faktor terpenting. Ada peribahasa “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya” yang bermakna perilaku seorang anak tidak akan berbeda jauh dengan perilaku orang tuanya, termasuk juga perilaku dalam berkomunikasi. Mengapa begitu banyak generasi muda kurang menyukai atau terbiasa untuk berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar? Kaitannya mereka lebih menyukai menggunakan bahasa “gaul” atau daerah. Penggunaan bahasa daerah memang memiliki nilai positif, yaitu dalam mempertahankan nilai dari budaya kita. Keberagaman suku yang ada di negri ini maka beragam pula bahasa suku tersebut. Orang tua yang memiliki latar berlakang adat yang kental cenderung untuk menggunakan bahasa suku mereka dalam berkomunikasi sehari-hari sehingga secara perlahan kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa resmi akan semakin tersingkir. Semakin sering orang tua menggunakan bahasa tersebut dirumah dan hal ini akan semakin mudah terekam pada tiap generasi muda sehingga mau tidak mau akibat kebiasaan mereka akan meniru perilaku dari orang tua mereka. Dan kita tahu, keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap anak yang lahir. Lingkungan inilah yang menjadi faktor penentu karakter anak tersebut. Bahkan dipedalaman sunda, masih terdapat masyarakat yang tidak mengerti bahasa indonesia apalagi dipedalaman irian, kalimantan dan pulau-pulau lainnya. Masyarakat kita masih belum paham arti pentingnya bahasa indonesia sebagai identitas utama kebangsaan kita.
Pemerintah juga mengupayakan dalam mencerdaskan pelajarnya. Salah satunya pencerdasan berbahasa indonesia, sejak kita duduk dibangku sekolah dasar hingga pada jenjang perguruan tinggi akan selalu “dijejali” mata pelajaran bahasa indonesia. Berharap pelajarnya mampu memahami serta mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Secara pengalaman pribadi belajar bahasa indonesia saat itu sangat membosankan, membuat ngantuk dan suntuk. Terdapat keganjilan dalam sistem pendidikan kita, metode pembelajaran yang dilakukan dinilai belum sesuai untuk diterapkan. Walaupun sudah membuat banyak kurikulum yang diterapkan, mulai dari KBM, KTSP dan masih banyak lagi terbukti belum efektif untuk mencapai tujuan mencerdaskan pelajarnya. Dan hal tersebut berefek pada pemahaman pelajar mengenai bahasa indonesia khususnya.
Meskipun hanya sedikit diantara ratusan ribu total populasi penduduk NKRI yang ingat dan tahu mengenai bulan bahasa yang jatuh pada bulan oktober ini, kita masih bisa membenahi kondisi ini. Belum terlambat, akan tetapi kita harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyadarkan pentingnya menggunakan bahasa identitas kita. Diawali dengan hal yang kecil yaitu keluarga, para orang tua diberikan pembinaan dan sosialisasi akan pentingnya hal tersebut. Memberikan contoh berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi penggunaan itu tidak bermaksud untuk menghilangkan unsur bahasa suku masing-masing. Agar tidak menghilangkan salah satu unsur tersebut, orang tua harus bijak dalam penerapannya. Harus seimbang penggunaan keduanya, memang hal ini cukup sulit dilakukan apalagi hal ini menyangkut adat istiadat. Sehingga diperlukan sosialisasi yang merata diseluruh daerah indonesia akan maksud dan tujuan misi kali ini. Hal inilah yang menjadi bekal utama tiap generasi muda dalam menghadapi pesatnya arus globalisasi, dan mampu mampu mengakses dunia luar tanpa terpengaruhi budaya budaya yang tidak sejalan dengan budaya kita. Secara konseptual, sistem pendidikan kita sudah cukup bagus. Hanya saja yang menjadi problematika adalah media transfer ilmu. Benar sekali, Tenaga pendidiklah yang menjadi kendala utama. Metode pembelajaran yang digunakan tenaga pendidik tidak sesuai dengan kondisi pelajar saat itu. Metode tersebut cenderung membosankan, tidak menarik dan monoton. Akibatnya pelajar menjadi tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut dan ini sering dialami pada mata pelajaran bahasa indonesia. Sudah tidak merasa tertarik dari awal akibatnya minimnya bimbingan dari lingkungan keluarga dan menjadi benar benar tidak tertarik dipicu sistem pembelajaran yang kurang sesuai ini.
Kita harus sadar dan segera bertindak, mari kita benahi dan kita perkenalkan budaya bahasa kita yang membanggakan ini. Ibaratkan pakaian, kita dimana saja harus selalu memakai pakaian. Begitu juga dengan bahasa indonesia, sebagai identitas kebanggaan kalau kita adalah bangsa indonesia.

daripada sepi entri


“Hal yang pasti didunia ini adalah ketidakpastian”
Klise kata yang indah namun berbobot. Sepenggal kata yang penulis kutip dari sebuah novel “5cm”, novel yang sempat menyibukkan kaula muda-mudi indonesia. Sebuah cerita yang kini sudah diangkat ke layar lebar diseluruh kota-kota besar khususnya. Sebelum lebih lanjut, perlu digaris bawahi “Hal yang pasti didunia ini adalah ketidakpastian” .Yup statement ini cukup membahas hal-hal masalah keduniawian kita.
Memang seperti yang dituliskan, selama kita mengarungi hidup ini. Kita tidak akan tau apa yang terjadi dikemudian hari, bahkan kita tidak akan tahu pasti apa yang terjadi pada 1 detik setelah anda membaca ini. Semua hanya diawang-awang, hanya sebatas prediksi, hanya perkiraan ataupun semacamnya. Bahkan 3 hal yang sudah Allah tentukan sebelum kita merengek menangis saking takutnya fitnah didunia(Rejeki, jodoh dan ajal.red) saja kita tidak tahu seperti apa hidup kita kedepannya, seperti apa rupa calon istri atau suami kelak dan kapan-bagaimana cara kita meninggal-kan dunia fana ini. Semua hal tersebut masih belum pasti kita ketahui.
Lantas, tidak berbuat sesuatu untuk masa depan kita yang tidak pasti???
Hanya menanti nasib menghampiri kita dan berbelas kasihan?diam, merengek, mengeluh, pasrah, mencacimaki diri sendiri.Seperti itukah kawan???
Mari dipahami lagi meskipun saya sendiri belum cukup faham, mengapa perlu ketidakpastian?Segala dan sejauh usaha untuk hidup seakan sia-sia tanpa kepastian. Serasa digantungin pujaan hati, bak diombang ambing gelombang besar samudra artic. Dingin, peluang hidup 0,001 % dan menjadikan hidup tanpa tujuan.
Wah kakehan basa basi iki…langsung aja deh intinya haha
Menurut penulis, sejauh dan sebesar usaha kita untuk survive di dunia. Hasilnya tidak pasti, tidak pasti sesuai dengan yang diinginkan dan tidak pasti tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ketidakpastan ini yang akan menuntun kita kembali kepada sang pencipta, segala kepastian tersebut akan kembali kepada belas kasihan dan kasih sayang-NYA.Tugas kita hanya berusaha, berdoa dan tawakal.Akan tetapi harus meyakini apapun hasilnya adalah yang terbaik untuk dirinya.