Sebetulnya, tujuan sebenarnya
saya menulis ini untuk diikut sertakan dalam lomba, coba cari peruntungan saja.
Siapa tau masuk juara harapan X ha..ha..ha.. yah,,, karena kecerobohan saya,
tidak terlalu mengamati persyaratannya secara otomatis terdiskualifikasi. -__-
yasudahlah, dari pada tulisan ini berdebu di dalam hardisk tak tersentuh. Saya entry
ke blog jelek ini, siapa tau ada yang baca .................. lets read !!!
Bagaimana
meningkatkan pemahaman, kepedulian dan partisipasi publik dan kaum muda
indonesia dalam mewujudkan komunitas ASEAN 2015?
Pelajar
muda indonesia tahu ASEAN sejak duduk pada bangku sekolah menengah pertama,
tahu bukan berarti paham. Kebijakan kementerian pendidikan memasukkan ASEAN
kedalam kurikulum mata pelajaran sejarah dinilai tepat. Maksud memfahamkan
ASEAN serta perannya terhadap indonesia dan asia tenggara berujung hanya ketahuan
pelajar. Ketahuan sekilas ASEAN hanya memunculkan “Ohhh…” di mulut dan berhenti
dititik tersebut.
Peduli
ada karena empati, empati fisik cenderung muncul ketika terjadi hubungan
mutualism. Hubungan yang menitik beratkan untuk saling menguntungkan. Ketidakpedulian komunitas publik dan kaum
muda terhadap ASEAN, salah satu faktor yang paling dominan adalah peran ASEAN
pada masa ini. Bisa kita telusuri, sejauh mana peran ASEAN baik dalam bidang
sosial, ekonomi dan lain-lain. Yang diketahui komunitas publik dan kaum muda
hanya sebatas pengertian ASEAN itu sendiri dan peran ASEAN masa lalu, masa
dimana kaum muda tidak merasakan perannya secara langsung. Dan seiring kesini
kepedulian yang ada hanya kepedulian di komunitas tua yang pernah merasakan
peran ASEAN. Transfer kepedulian sulit dilakukan secara normal
dan berakibat ketidakpedulian.
Peran
yang seharusnya meningkatkan titik kepedulian publik bahkan kini dicemari
berbagai konflik dan sengketa internal antar negara-negara ASEAN. Banyak kasus
diantaranya :
- Malaysia, Kamboja, Thailand dan Vietnam atas ladang gas dan minyak di Teluk Thailand.
- Singapura dan Malaysia di sepanjang Selat Johor dan Selat Singapura termasuk Pulau Batu Puteh (Pedra Blanca)
- Indonesia dan Malaysia atas wilayah kaya minyak di Ambalat, Kalimantan Timur.
- Indonesia dan Timor Leste atas sengketa kecil di pulau Timor seperti sengketa atas sawah di Noelbesi Citrana, Bijaelsunan dan Delomil Memo.
- Indonesia dan Filipina atas Pulau Miangas
- Indonesia dan Papua Nugini atas tanah ulayat di perbatasa kedua negara
- Kamboja dan Thailand atas Candi Preah Vihear
ASEAN
telah mengeluarkan deklarasi tentang masalah ini, menyerukan semua negara untuk
menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan. Konflik dan sengketa
yang mewarnai mengkaburkan tujuan ASEAN yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan
stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas
perbedaan di antara anggotanya dengan damai. Seolah ASEAN sebatas Association of Southeast Asian Nations.
Salah
satu langkah efektif dalam meningkatkan kefahaman dan kepedulian komunitas
publik dapat ditempuh dengan merintis progam kerja bersama yang melibatkan kaum
muda masing-masing negara ASEAN. Sasaran progam berupa pengabdian masyarakat
yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan tingkat sosial masyarakat
tersebut. Langkah ini dirasa mampu lebih menjangkau dan mengambil hati
komunitas publik. Tim kerja yang terdiri pemuda-pemudi dari masing-masing
negara ASEAN dengan objek kawasan tertinggal dimasing-masing negara ASEAN mampu
berkontribusi positif kepada kondisi sosial.
Disamping
itu kefahaman peran ASEAN akan terasa diberbagai lini yang akan sejalan dengan
tingkat kepedulian komunitas publik. Peran pemuda-pemudi menjadi agen yang
mampu menghilangkan batas serta sekat antar negara ASEAN. Sehingga dimasa
mendatang konflik dan sengketa akan dilebur dalam tujuan ASEAN sebenarnya.