#next . . . .
peta pendakian |
gw terbangun dari tidur karena “kebelet” kencing, setelah
menunaikan hajat segera kembali ke doom untuk nyiapin sarapan pagi.Angin masih berhembus kencang,
rupanya semalam badai angin.Setelah sarapan pagi kami langsung bergegas packing
alat untuk segera melanjutkan perjalanan.Jarum jam menunjukkan pukul 08.00 dan
kami memulai pendakian menuju puncak.Medan yang kami tempuh cukup membuat nafas kami berlima mulai berat,
angin dingin yang berhembus meniup badan kami yang peluh keringat membuat
semakin dingin.Sepanjang perjalanan hanya terdengar nyanyian dedaunan yang
saling bergesakan.tenang....sunyi.....inilah yang biasa kami (pendaki gunung)
cari selain keindahan alam.”Ketenangan” itulah yang dibutuhkan setelah
menjalani hidup yang diperkotaan.Intropeksi diri diatara ketenangan alam rimba,
g hanya ditempat ibadah kita buat intropeksi diri.Berada ditengah alam
cenderung kita bisa lebih tahu “siapa diri kita sebenarnya?” nggak ada kemunafikan
dan topeng sandiwara.Disini juga kita bisa tahu siapa sebenarnya teman kita,
pelitkah?egoiskah?apa memang benar-benar kawan kita.
Lamunan kami tiba tiba diganggun oleh rintik hujan, hujan
semakin lama semakin deras tidak ada pilihan lain selain memakai jas hujan dan
tetap melanjutkan perjalanan menuju pos 2.Sekitar 2 jam kami berjalan akhirnya
kami tiba juga dipos 2.Disana kami disambut oleh kabut, jarak pandang kami
mungkin hanya sekitar 10m.Setelah membangun doom kami memilih untuk menghangatkan diri didalam
doom.Tidak mungkin kami melakukan pendakian menuju puncak siang ini.Diluar
masih hujan dan kabut tebal.Rencana kita akan melakukan pendakian esok fajar.Dan
waktu luangpun diisi dengan makan makan serta bergurau.Bahkan kita sempat
membuat permainan tebak kata, bagi siapa saja yang kalah harus melepas kaos
kemudian mendirikan doom yang satu lagi.Ilham, bram dan bram’s friend menjadi
korban saya.hahahaha
crazy scene |
Esoknya,dinginn sangat dingin udara fajar.Pandangan kami
hanya 5 meter saat itu, tebal banget kabutnya.Jam masih menunjukkan pukul 4
pagi, kami lawan rasa ngantuk dan dingin pastinya untuk menuju puncak yang
telah menanti kami dari kemarin.Berbekal senter untuk penerangan jalan kami, sepanjang
perjalanan hujan terus mengguyur dan akhirnya kamu tiba dipertigaan dekat
helipad.Angin sangat kencang berhembut disertai hujan, badan sudah basah kuyup
dan menggigil pastinya.kami berpikir “dilanjutkan atau stop??”, setelah
berunding dengan segala pertimbangan.kami memutuskan untuk menyudahi pendakian
dan kembali menuju camp.Kecewa, itulah yang kami rasakan.Gagal menakhlukkan
gagahnya puncak G.merbabu menyadarkan kami sekali lagi.Dasyatnya kekuatan alam
dan kita tidak bisa berbuat banyak.Dalam perjalanan turun hanya ada satu
dibenak kami semua,”tunggu kami kembali the
top!”
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar