My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Rabu, 02 November 2011

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Biota  laut menghuni  hampir  semua  bagian laut,  mulai  dari  pantai,  permukaan  laut  sampai  dasar  laut  yang  terjeluk sekalipun. Menyadari hal  tersebut, maka peran  ilmu pengetahuan dan  teknologi kelautan dan perikanan menjadi sangat penting dan perlu dioptimalkan serta  diarahkan agar mampu melaksanakan riset yang bersifat strategis yang dapat diaplikasikan  oleh  masyarakat  luas  terutama  oleh  para  pelaku  industri  dan masyarakat pesisir pada umumnya.
Zoologi  laut  merupakan  ilmu  pengetahuan  tentang  kehidupan  hewan  laut. Tidak kurang dari 910 jenis karang (Coelenterata), 2500 jenis kerang dan keong (Mollusca),  1502  jenis  udang  dan  kepiting  (Crustacea),  745  jenis  hewan berkulit-duri (Echinodermata), dan 2000 jenis ikan (Pisces).
Begitu banyaknya jumlah biota laut yang ada, sehingga tidak seorangpun bisa mempelajari semua jenis biota tersebut. Untuk itu kita perlu membagi-bagi biota tersebut  berdasarkan  ragamnya.  Untuk  mengetahui  ragam  dari  biota  tersebut maka diperlukan adanya identifikasi biota tersebut. Tahap  identifikasi  dapat  kita  lihat  berdasarkan  tingkat  suku  hingga  pada tingkat  yang  lebih  spesifik  seperti  spesies.  Untuk  melakukan  pengamatan diperlukan pengamatan terhadap biota tersebut seperti habitat dari biota tersebut, cara hidup, dan harus dapat menentukan morfologi ( bagian-bagian tubuh ) biota laut tersebut, karena sangatlah beragam. 








1.2  Tujuan Praktikum
1.  Praktikan  mampu  mengamati  dan  menggambar  morfologi  luar  ikan,  dan menentukan bagian-bagiannya, mengukur panjang  ikan standar  length dan  total length  serta  mengukur  tinggi  ikan,  menggambar  jenis  dan  bentuk  sirip, menentukan rumus sirip ikan dan menghitungjari-jari sirip ikan yaitu dorsal, fin, anal  fin,  caudal  fin. Dalam menggambar  sirip  ikan  biasanya  digunakan  rumus sirip. Penulisan rumus sirip dilakukan dengan huruf yang menunjukan jenis sirip kemudian menyusul angka yang menunjukan  jumlah  jari-jari sirip, dan mampu melakukan identifikasi.
2.  Praktikan  dapat menentukan  dan menggambar morfologi, menentukan  jumlah kaki  yang  panjang  dan  jumlah  kaki  yang  pendek  dan mengidentifikasi  sampel dari mollusca.
3.  Praktikan mampu mengamati dan menggambar morfologi  luar  tubuh biota  laut, mengukur  panjang  badan  (  dari  rostrum  sampai  telson  ),  panjang  karapas, panjang  rostrum,  jumlah  kaki  jalan,  jumlah  kaki  renang,  dan  jumlah  segmen pada  abdomen,  spesies,  jenis  kelamin  mengamati  bentuk  luar  tubuh  dan mengidentifikasi sampel crustaceae.
4.  Praktikan  dapat menentukan morfologi  dan  preparat  (  awetan  )  teripang,  bulu babi,  bintang  laut,  dan  bintang  ular. Warna  tubuh  keadaan  permukaan  tubuh, kaki  tabung,  tentakel,  panjang  tubuh,  bagian  oral  (mulut)  dan  bagian  aboral  ( anus  ),  menggambar  sampel  Echinodermata  dan  mengudentifikasinya  secara keseluruhan.
5.  Praktikan mampu menggambar cangkang, memperhatikan corak yang ada pada cangkang dan mengidentifikasi sampel bivalvia. 
6.  Praktikan  mampu  menggambar  karang,  memperhatikan  bentuk  dan  coraknya dan mengidentifikasi sampel karang tersebut.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indentifikasi ikan
Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan yang sedang diidentifikasi. Jika identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies.
(Saanin, 1984).
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditinjau dari segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies yang sedang diteliti
( Soewasono, 1960).
Teknik Pengukuran dan Penghitungan
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional dengan mengacu kepada Hubbs dan Lagler (1974) dan Kottelat et al. (1993). Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya
http://iktiologi-indonesia.org/images/layanan/morfo.png
 




               





Gambar 2. Skema pengukuran dan penghitungan ikan

  • Pengukuran:
  1. Panjang Total (PT):
Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.
  1. Panjang Standar (PS):
Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para taksonomis, diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip ekor.
  1. Tinggi Badan (TB):
Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip perut.
  1. Panjang Pangkal Ekor (PPE):
Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.
  1. Tinggi Pangkal Ekor (TPE):
Merupakan bagian yang paling rendah dari pangkal ekor.
  1. Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP):
Diukur mulai moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung pertama.
  1. Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD):
Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip terakhir.
  1. Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD):
Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai ujungnya.
  1. Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP):
Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen terpanjang.
  1. Panjang Kepala (PK):
Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling belakang dari tutup insang.
  1. Lebar Kepala (LK):
Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar kedua tutup insang.
  1. Tinggi Kepala (TK):
Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai pertengahan dada.
  1. Panjang Moncong (PM):
Diukur mulai ujung moncong sampai awal kelopak mata.
  1. Diameter Mata (DM):
Merupakan jarak paling lebar dari mata
  1. Panjang Rahang Atas (PRA):
Diukur mulai ujung bibir atas sampai bagian akhir tulang rahang atas

  • Penghitungan:
1.      Sisik :
Terdapat dua tipe sisik  pada ikan yang ada di wilayah Indonesia, yaitu sikloid dan stenoid. Kedua sisik ini dibedakan berdasarkan bentuk dari bagian belakang sisik, pada sikloid relatif halus sedangkan pada stenoid pinggirannya bergerigi kasar.             
2.      Gurat Sisi :
Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat sisi, bisa sempurna atau terputus, dihitung mulai sisik di belakang tutup insang sampai sisik pada pertengahan pangkal ekor.
3.      Sisik Melintang Badan:
Dihitung berdasarkan jumlah sisik di atas gurat sisi sampai pangkal sirip punggung, dan di bawah gurat sisi sampai pangkal sirip dubur.   
4.      Sisik Sebelum Sirip Punggung:
Jumlah sisik pada pertengahan punggung mulai dari pertangahan kepala sampai awal sirip punggung.
5.      Sisik Pada Pipi:
Jumlah baris sisik antara mata dan preoperkulum.
6.      Sisik Melingkar Pada Pangkal Ekor:
Jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
7.      Sirip:
Sirip punggung, dubur dan ekor disebut dengan sirip tengah dan tunggal; sedangkan sirip dada dan perut disebut dengan pasangan sirip.
8.      Duri atau Jari-Jari Keras:
 Jari-jari sirip pada bagian depan yang tidak bersekat dang mungkin mengeras
9.      Jari-Jari Lemah.
Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.
(Lagler, 1974)

2.2 Ikan Bentik
Ikan benthic, kadang-kadang disebut groundfish, lebih padat dari air, sehingga mereka dapat beristirahat di dasar laut. Mereka juga berbohong dan menunggu seperti penyergapan predator, mungkin menutupi diri dengan pasir atau menyamarkan diri mereka sendiri, atau bergerak aktif atas bawah dalam mencari makanan ikan Benthic yang dapat mengubur dirinya sendiri. Termasuk flatfish dan ikan pari.
Flatfish merupakan urutan pari ikan bentik yang berbaring di dasar laut. Contohnya adalah menggelepar, tunggal, turbot, plaice, dan halibut. Ikan dewasa banyak spesies memiliki kedua mata pada satu sisi kepala. Ketika menetas ikan, satu mata terletak pada setiap sisi kepalanya. Tapi seperti ikan tumbuh dari tahap larva, satu mata berpindah ke sisi lain dari tubuh sebagai proses metamorfosis. Para flatfish kemudian berubah kebiasaan, dan menyamarkan diri dengan berbaring di bawah dasar laut dengan kedua mata menghadap ke atas.Sisi yang mata bermigrasi tergantung pada spesies, sehingga beberapa spesies berakhir dengan kedua mata pada mereka. sisi kiri, dan lain-lain di sebelah kanan.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/56/Flounder_camo_md.jpg/120px-Flounder_camo_md.jpg            Terbenam menyergap mangsa mereka, makan di daerah berlumpur lembut dari dasar laut, dekat tumpukan jembatan, dermaga, terumbu karang buatan dan. Makanan mereka terutama terdiri dari bibit ikan, krustasea, dan ikan kecil polychaetes.        (Sianipar, 1981)





Gambar.Beberapa flatfish dapat menyamarkan diri didasar laut
2.3 Ikan Elasmobranchii, Rangka,Otot,Pencernaan,Reproduksi,Insang pada Ikan
Elasmobranchii adalah salah satu dari dua subclass ikan bertulang rawan di Chondrichthyes kelas, yang lain Holocephali (chimaeras). Anggota subclass elasmobranchii tidak memiliki kantung renang, lima sampai tujuh pasang celah insang membuka secara individual untuk eksterior, sirip punggung yang kaku, dan skala placoid kecil. Gigi yang dalam beberapa seri; rahang atas tidak menyatu dengan tengkorak, dan rahang bawah diartikulasikan dengan atas. Elasmobranchy yang masih ada menunjukkan beberapa suspensi rahang pola dasar: amphistyly, orbitostyly, hyostyly, dan euhyostyly. Dalam amphistyly, palatoquadrate memiliki artikulasi postorbital dengan chondrocranium dari mana ligamen anterior terutama menangguhkan itu. Hyoid artikulasi mandibula dengan lengkung posterior, tetapi tampaknya untuk memberikan sedikit dukungan pada rahang atas dan bawah. Dalam orbitostyly, engsel proses orbital dengan dinding orbital dan hyoid menyediakan dukungan mayoritas suspensori. Sebaliknya, hyostyly melibatkan artikulasi ethmoid antara rahang atas dan tempurung kepala, sedangkan yang paling mungkin hyoid menyediakan dukungan rahang jauh lebih dibandingkan dengan ligamen anterior. Akhirnya, di euhyostyly, juga dikenal sebagai hyostyly benar, kartilago mandibula kurangnya koneksi ligamen ke tempurung kepala. Sebaliknya, kartilago hyomandibular menyediakan sarana satunya dukungan rahang, sementara elemen ceratohyal dan basihyal mengartikulasikan dengan rahang bawah, tetapi terputus dari sisa hyoid.Mata memiliki tapetum lucidum . Margin dalam setiap sirip perut pada ikan jantan beralur untuk membentuk suatu clasper untuk transmisi sperma. Ikan ini tersebar luas di perairan tropis dan subtropis.  
(Suwignyo, 2005)

2.4 Crustacea
·         Crustacea
Crustacea adalah hewan akuatik (air)yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
Struktur Tubuh
Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
·         2 pasang antena
·         1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
·         1 pasang maksilla
·         1 pasang maksilliped
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
(Yusuf, 2003)










Gambar 1.Struktur tubuh Crustacea

2.4.1  Sistem Organ
            2.4.1.1 Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.  
(Suwignyo, 2005)
2.4.1.2 Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
(Suwignyo, 2005)
2.4.1.3 Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.                      
 (Suwignyo, 2005)
Gambar 2.Struktur dalam Crustacea

2.4.1.4 Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.                                                                     
(Suwignyo, 2005)
2.4.1.5 Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.                  
(Suwignyo, 2005)




Klasifikasi Crustacea:
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
            1). Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
a). Branchiopoda
b). Ostracoda
c). Copecoda
d). Cirripedia
2). Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a). Isopoda
b). Stomatopoda
c). Decapoda
Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton adalah melayang - layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.
Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :
a). Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.







Gambar 3.Contoh : Branchiopoda

b). Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
             







Gambar 4.Contoh Ostracoda
c). Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit,segmentasi tubuhnya jelas.









Gambar 5. Contoh Copecoda
d)         Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit . Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.         









Gambar 6. Bernakel

·         Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
a). Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:
- Onicus asellus (kutu perahu)
- Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu.











Gambar 7.Kutu Perahu

b). Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
c). Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:
- Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
5. Palaemon carcinus (udang sotong)
- Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5. Birgus latro (ketam kenari)





Gambar 8.Kelompok Malakostraca

d). Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
1). Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
2). Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1). Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2). Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3). Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

Kepiting adalah binatang crustacean berkaki sepuluh dari infraorder Brachyura, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting terdapat terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang,dengan rentangan kaki hingga 4 m.Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda.
(Wikipedia, 2011)

2.5 MOLUSCA dan BIVALVIA
·         Molusca
Moluska ialah sebuah grup binatang bertubuh lunak, tanpa tulang belakang (avertebrata) yang secara khas mempunyai kepala anterior, kaki ventral dan massa visera dorsal. Massa visera diselubungi oleh sebuah mantel yang sering mengeluarkan sekresi cangkang berkapur. Semua moluska dengan pengecualian jenis kerang, mempunyai radula, organ pencernaan yang unik untuk mengumpulkan makanan. Moluska sangat beragam dalam bentuk, berkisar antara yang berbentuk cacing, aplacophra sampai pada yang berbentuk cumi-cumi, gurita (cephalopoda) dan tentang jumlah jenisnyam tercatat paling sedikit 60.000 jenis dari seluruh dunia. Mereka menempati habitat yang berbeda, terbentang dari laut, melalui sungai dan danau ke darat. Beberapa jenis moluska adalah anggota dominan dikomunitas padang lamun dan dikonsumsi sebagai makanan oleh manusia. 
(Suwignyo, 2005)
 Filum Moluska hidup terbagi menjadi 7 kelas yaitu :
1.      Lamellibranchiata atau Pelecypoda atau Bivalvia(kijing, tiram dan kepah)
Binatang mempunyai dua katup cangkang, satu pada tiap sisi tubuhnya. Grup kedua terbesar dari moluska, kira-kira 10.000 jenis terdapat di laut dan air tawar didunia. Hewan berkaki pipih, cangkok berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Cangkol tersusun dari zat kapur dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
• Periostrakum (luar)
• Prismatik (tengah, tebal)
• Nakreas
(dalam, disebut pula sebagai lapisan mutiara)

Contoh jenis dari kelas tersebut adalah kerang-kerangan, misalnya :
• Mytilus viridis (kerang hijau)
Anadara granosa
(kerang darah)
• Asaphis derlorata
(remis )
• Meleagrina margaritivera
(kerang mutiara)
• Tridagna gigas
(kima)
2.       Cephalopoda(cumi-cumi, gurita dan notilus)
Kaki hewan tersebut, terletak di kepala (Cephalus = kepala, poda = kaki), binatang mempunyai lingkaran sungut disekeliling kepala, mata dan orak berkembang baik. Kira-kira 3000 jenis terdapat dilaut didunia.
Contoh jenis dari kelas ini adalah:
• Loligo indica (cumi-cumi)
Mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
• Sepia s p. (sotong)
Mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
• Nautilus pampilus
            Tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari kapur.
     • Octopus vulgaris
Mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang. Mempunyai 8 tangan.





               Gambar 1.Anatomi Cephalopoda






3.      Gastropoda(keong, lintah bulan, dll)
Kaki hewan tersebut, terletak di perut (Gaster = perut, poda = kaki), hemafrodit, kelenjar kelamin disebut ovotestes, bernafas dengan semacam paru-paru dan sistem peredaran darah terbuka.Binantang secara khas mempunyai cangkang tunggal terpilin, kepala menonol yang dilengkap dengan mata dan sungut. Lintah bulan kehilangan cangkang nya pada waktu metamorfosa. Kira-kira 40.000 jenis yang telah diketahui dari laut, air tawar dan darat dari seluruh dunia.                                             
 (Syarani, 1982)




Gambar 2 .Anatomi Gastropoda
Contoh jenis dari kelas lersebut adalah:
• Vivipara javanica (kreco)
• Limnaea trunchatula (Siput sebagai hospes perantara Fasciola hepatica)
• Melania testudinaria
(sumpil)
Achatina fulica (bekicot)
Murex siphelinus (cangkok berduri dan hidup di laut)
Vaginula sp. (siput telanjang)
Filicaulis sp. (siput lintah)


4.      Scapopoda (keong gading)
Binatang mempunyai cangkang berbentung tabung seperti gading yang hidup membenamkan diiri ddidalam pasir; kira-kira 500 jenis telah diketahui dari laut didunia.
5.      Amphineura/Poliplacophora
Binatang mempunyai tubuh pipih dan delapan katup cangkang, kira-kira 800 jenis di laut didunia. Cangkok berlapis-lapis, contoh: Chiton sp
6.      Aplacophora
Sebuah grup kecil dari binatang menyerupai cacing, tanpa cangkangm kira-kira 300 jenis terdapat dilaut didunia.
7.      Monoplacophora
Binatang mempunyai “limpet" dengan organ ganda yang mempertahankan ciri-ciri primitif. Kurang dari 20 jenis diketahui dari laut dalam di dunia.
·         Bivalva
Kerang yang hidup di laut dan remis yang hidup di air tawar adalah contoh kelas Bivalvia. Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya.







Gambar 1.Struktur luar kerang air tawar
Hewan ini memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.
Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b. Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.
Untuk lebih memahami kelas Bivalvia atau Pelecypoda, di bawah ini adalah gambar bagian-bagian tubuh kerang yang dipotong secara melintang. Perhatikan gambar penampang melintang cangkok dan mantel berikut ini!.









A                                                                     B
Gambar 2.(A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda; (B) Penampang melintang cangkok dan mantel

Jika memperhatikan kerang yang masih hidup, kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.







Gambar 3. Struktur dalam kerang air tawar

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada gambar 4.











Gambar 4. Diagram daur hidup kerang air tawar

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.           
(Yusuf, 2003)

2.6 Echinodermata
Di dalam filum Echinodermata antara lain bintang laut, bulu babi dan teripang. Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinus berarti landak dan derma berarti kulit hal ini disebabkan bulu babi memiliki duri panjang sperti landak umumnya berukuran besar, yang terklecil berukuran 1 cm. Terdapat 6750 spesies hidup namun keanekaragamannya lebih rendah dibandingkan dengan jenis-jenis pada era palaeozoikum.
(Suwignyo, 2005)
Karakteristik dari Echinodermata ialah susunan radial dari bagian-bagian tubuh tubuh, sceleton dibuat dari CaCO3 laminae atau merupakan spicula, kebanyakan  pada dataran badan  terdapat tubercula atau spinae, celom yang besar yang terjadi dari penonjolan archenteron pada waktu embrio, tidak ada pembentukan koloni, mempunyai sistem ambulacrare sebagai alat gerak dan hidup di air laut.      
(Radiopoetro, 1986)
Semua anggota Echinodermata hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial, tubuhnya terencanakan dengan lima lengan yang tersusun radial dengan mulut di tengahnya dan mempunyai celom. Pada kulit terdapat papan kapur yang sebagian besar mempunyai duri dermal. Sistem digestoria lengkap walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lambat dengan telapak kaki tabung, diatur oleh sistem tekanan hidrostatis, yang disebut sistem vascular air. Sistem syaraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali syaraf radier. Terdapat sistem hemae atau darah yang terdiri dari sebuah bejana sirkular dan lima satuan radier namun cairan dalam bejana dan saluran tersebut tidak mengalir. Namun, tidak terdapat sistem respirasi dan ekskresi secara khusus. Fungsi ekskresi dilakukan oleh penonjolan-penonjolan kulit yang disebut brank atau papula yang terdapat diantara papan kapur pada kulit. Kelamin jantan dan betina terpisah, fertilisasi terjadi dalam air. Larva yang terbentuk mempunyai sifat simetri bilateral, kelak menjadi hewan biasa yang simetri radial  
(Saktiyono, 1995).
Echinodermata atau binatang berkulit duri meliputi jenis-jenis bintang laut, lili laut, teripang dan bulu babi. Semua golongan dari binatang ini tubuhnya mempunyai susunan bentuk dasar yang sama. Pada bangsa teripang, susunan bentuk dasar ini tidak tampak dari luar, demikian pula kerangka luarnya. Pada bangsa teripang kerangka luarnya hilang dan diganti dengan kerangka berbentuk jarum atau keping-keping kecil dari bahan kapur yang tersebar di dalam jaringan dinding tubuhnya, kerangka demikian disebut spicula, tubuh  teripang berbentuk bulat panjang dan silindris.         
(Nontji, 1993).

Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam dan fisiologi Echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetris radial lima penjuru, meskipun Echinodermata termasuk divisi bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadia larva mengalami metamorfosis menjadi simetri radial.
               (Sugiarti, 1998)
Binatang Echinodermata semuanya hidup di laut  sebagai benthos banyak terdapat di daerah tropis dan sub tropis. Mereka hidup melekat pada  batu-batu, pasir lumpur atau diantara  tumbuh-tumbuhan laut. Daya gerak binatang ini sangat lambat atau kecil sekali, merayap atau melekat dengan kaki ambulakral atau podia. Hidupnya bebas atau kadang-kadang bersimbiosis dengan binatang tertentu lainnya.
 (Nontji, 1993)
Berdasarkan teori Nontji (1993), Echinodermata dibagi menjadi lima golongan yaitu :
1.        Asteroidea  (bangsa bintang laut);
2.        Crinoidea  (bangsa lili laut);
3.        Ophiuroidea (bangsa bintang laut berbulu);
4.        Holothuroidea (bangsa teripang); dan
5.      Echinoidea  (bangsa bulu babi).

2.6.1.   Echinoidea
Hewan bulu babi (Sea urchin atau Echinoidea) adalah dari filum Echinodermata, struktur tubuhnya mempunyai sistem vascular air, kaki-kaki pipa dan kerangka chitin yang ditutupi lapisan kulit tipis. Umumnya hewan berkulit keras bersifat nocturnal yang artinya aktif bergerak di ruang atau tempat yang gelap. Badannya dikelilingi duri-duri yang tersusun radial, hidup di dasar laut pada berbagai kedalaman. Umumnya duri-duri bulu babi tersebut mengandung racun. Ukuran diameter badannya ada yang mencapai 18 cm. Termasuk hewan invertebrata yang bergerak lambat, bergeser di atas dasar laut.                      (Murdiyanto, 2003)
Karakteristik dari Echinodermata ialah susunan radial dari bagian-bagian tubuh tubuh, sceleton dibuat dari CaCO3 laminae atau merupakan spicula, kebanyakan  pada dataran badan  terdapat tubercula atau spinae, celom yang besar yang terjadi dari penonjolan archenteron pada waktu embrio, tidak ada pembentukan koloni, mempunyai sistem  amburacrare sebagai alat gerak dan hidup di air laut.                   
(Jasin, 1984)
Menurut Suwignyo (2005), Echinodermata atau hewan berkulit duri mempunyai ciri-ciri umum, antara lain : 
a. Bentuk tubuh yang dewasa simetris radial, larvanya simetris bilateral;
b. Tubuh berduri, dari kapur;
c. Tempat hidup di laut yang dangkal berkarang atau pasir;
d. Pergerakan dengan kaki ambulakral (pembuluh air); dan
e. Daya regenerasi.
Makanannya berupa tiram dan remis dan saluran pencernaannya adalah mulut, lambung, usus dan anus. Enzim pencernaan makanan umumnya terdiri dari enzim protease. Mempunyai gelang syaraf  di sekeliling kerongkongan bercabang di setiap lengan dan berakhir pada ujung lengan dimana terdapat bintik mata yang berfungsi membedakan gelap dan terang, sedangkan gelang syaraf untuk mengkoordinasikan seluruh gerakan yang dilakukan lengan. Pada setiap lengan terdapat rongga berisi kelenjar pembiakan, sperma dan ovum yang dilepaskan bebas.                 
 (Suwignyo, 2005)                                                                                      
Menurut Romimohtarto (2001), yang termasuk dalam kelas Echinoidea antara lain bulu babi dan sand dollar. Bentuk tubuh bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, mempunyai duri-duri panjang yang digerakkan. Bulu babi hidup pada substrat batu dan lumpur atau hamparan ganggang laut di daerah litoral atau pada kedalaman 5000 m, bergerak atau merayap dengan kaki tabung atau duri-duri. Ossicle atau pelat kapur di bawah epidermis menyatu sehingga terbentuk tempurung yang keras.
Reproduksi secara seksual, dioecious dan pembuahan di luar. Telur menetas menjadi larva echinopluteus yang simetri bilateral, sudah mulai makan, hidup sebagai plankton untuk beberapa bulan, kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi simetri radial, berukuran sekitar 1 mm dan hidup sebagai benthos. Beberapa jenis echinoid irreguler mengerami telurnya. Bulu babi dapat mencapai umur 30 tahun.   
(Romimohtarto, 2001)

2.6.2.   Asteroidea
Bintang laut (Sea stars atau Asteroidea) adalah hewan berbentuk bintang berkulit keras yang hidup di dasar air yang berbatu-batu karang. Walaupun sering disebut starfish hewan ini bukanlah ikan tetapi termasuk golongan invertebrata laut jenis echinodermata. Hewan ini bergerak lambat di dasar air menggunakan ratusan deretan kakinya yang berbentuk tabung-tabung penghisap kecil (tube  feet). Terdapat lebih dari 2.000 jenis bintang laut yang hidup di dunia.      
(Murdiyanto, 2003)
Pada  Asteroidea, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a          Tubuh berbentuk seperti bintang berlengan lima;
b.   Seluruh tubuh berduri dari zat kapur;
c.       Ambulakral membentuk saluran ke permukaan bawah, berfungsi sebagai kaki dan alat pernafasan; dan
d.   Pada ujung tiap-tiap kaki terdapat isapnya.
            Penyokong tubuh yang tersusun dari lembaran kapur atau ossiculus yang terikat oleh musculus atau jaringan ikat. Duri-duri adalah pendek dan tumpul dan tertutup oleh epidermis. Sekitar dasar duri-duri itu terdapat modifikasi duri yang disebut  pedicellariae, yang berupa penjepit. Penjepit itu bila terangsang akan membuka dan kemudian menutup dengan menggunakan beberapa pasang muskulus. Fungsi pedicellariae melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organisme kecil, agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, kecuali itu juga untuk menangkap makanan. Lengan hewan dapat dilenturkan oleh otot berserabut yang terdapat dalam dinding tubuh. Pembuluh-pembuluh kaki juga dilengkapi dengan otot berserabut.      
 (Jasin, 1984)
            Menurut Suwignyo (2005), hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek.
Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air yang terdiri dari:
a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh;
b. Saluran batu;
c. Saluran cincin;
d. Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh;
e. Saluran lateral;
f. Ampula; dan
g. Kaki tabung.
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.                 (Jasin, 1984)


2.7 Karang
Menurut Sya’rani (1982) adalah orang pertama yang mencoba memberikan definisi terhadap karang dan terumbu karang. “Coral reef is ridge or mound of lime stone, the upper surface of which lies or lay at the time of its formation near the level of the sea and its predominantly composed of calcium carbonate secreted by organism of which the most importance are corals.”               
 (sya’rani, 1982)        
Dari pendapat tersebut timbulah suatu masalah bahwa ada dua hal yang perlu dipecahkan yakni:
I.       Karang sebagai suatu ekosistem laut yang dapat digambarkan dalam berbagai bentuk geomorphologis.
II.    Karang sebagai suatu individu atau suatu koloni dari hewan.
Dalam bahasa Indonesia pengertian I dan II di atas tetap disebut dengan satu kata saja yaitu “karang”. Kalau dalam bahasa Inggris mereka bedakan antara reef dan coral.
Mempergunakan istilah terumbu sebagai pengganti reef. Hanya dalam tulisan ini istilah terumbu tersebut tetap ditambahkan kata karang. Sehingga dalam hal ini kita telah dapat membedakan antara kedua pendapat di atas. Kita pergunakan istilah terumbu karang untuk yang pertama dan karang untuk istilah kedua   
(Sya’rani, 1982).
Karang akan membentuk koloni yang selanjutnya disebut sebagai terumbu karang. Terbentuk dari calcareous atau kapur, dimana dalam tubuhnya terdapat alga yang bersimbiosis yaitu dengan zooxanthalae atau kapur. Karang dibagi dua yaitu karang massive (batu) dan karang banching (bercabang). Perbedaan yang jelas antara keduanya yaitu pada koralit (pori-pori karang), pada karang branching koralit merupakan titik tumbuh dari karang sehingga akan membentuk cabang-cabang. Sedangkan karang massive koralit tersebar di seluruh tubuh dan tidak berkembang menjadi cabang, dan ada pula koralit yang berkembang sendiri atau soliter .
   Menurut Nontji (1993), hewan karang batu umumnya merupakan koloni yang terdiri atas banyak individu berupa polip yang bentuk dasarnya seperti mangkok dengan tepian berumbai-rumbai (tentakel). Ukuran polip ini umumnya sangat kecil (beberapa mm) tetapi ada pula yang besar hingga beberapa puluh sentimeter seperti pada jenis Fungia. Tiap polip tumbuh dan mengendapkan kapur yang membentuk kerangka. Polip ini akan memperbanyak diri dengan jalan pembelahan berulang kali (secara vegetatif) hingga satu koloni karang bisa terdiri dari ratusan ribu polip. Tetapi selain itu terdapat pula perbanyakan secara pembuahan antara sel kelamin jantan dan sel telur (secara generatif) yang kemudian menghasilkan larva yang disebut planula. Planula ini dikeluarkan dari polip dan hanyut mengembara terbawa arus hingga suatu saat ia akan mengendap dan melekat pada substrat yang keras di dasar laut. Dengan demikian planula memulai kehidupannya di lokasi yang baru dengan membentuk koloni baru. Setelah mengalami metamorphose ia akan tumbuh secara vegetatif menjadi koloni dengan kerangka yang mempunyai bentuk khas tergantung jenisnya.
Pertumbuhan tinggi karang rata-rata dalam satu tahun sangat lambat, rata-rata hanya sekitar 3 cm pertahun. Namun pertumbuhan pada karang Acropora dengan tipe branching (CB) lebih cepat pertumbuhannya. Sebaliknya, pada karang massive (CM), laju pertumbuhan karang lebih kecil.Karang atau terumbu karang lebih tepatnya mempunyai berbagai fungsi antara lain sebagai gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau tetap, tempat mencari makan, berpijah, daerah asuhan dan tempat berlindung bagi hewan laut lainnya. Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya siklus biologi, kimiawi dan fisik secara global yang mempunyai tingkat produktivitas yang sangat tinggi. Terumbu karang merupakan sumber bahan makanan langsung maupun tidak langsung dan sebagai sumber obat-obatan.Batu-batu karang mati banyak ditambang (diambili) dari terumbu karang untuk bahan produksi kapur, bahan bangunan sebagai pengganti batu bata untuk konstruksi, untuk produksi calcium carbonate dan untuk penahan gelombang.Terumbu karang yang masih utuh atau masih baik mempunyai nilai estetika yang tinggi dan dapat dimanfaatkan pula untuk mendorong industri pariwisata laut sehingga dapat menjadi sumber devisa Negara
(Sya’rani, 1993).



2.7.1       Bentuk Pertumbuhan Karang
Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, subareal exposure dan faktor genetik.
Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora (English et.al., 1994). Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial coralite dan radial coralite, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial koralit.
                 
Skeleton Acropora                                Skeleton non-Acropora
Gambar 4. Skeleton Acropora dan non-Acropora

Bentuk pertumbuhan karang non-Acropora terdiri atas:
a.       Bentuk bercabang (branching), memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.
b.      Bentuk padat (massive), dengan ukuran bervariasi serta beberapa bentuk seperti bongkahan batu. Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
c.       Bentuk kerak (encrusting), tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu. Bersifat memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.
d.      Bentuk lembaran (foliose), merupakan lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.
e.       Bentuk jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
f.       Bentuk submasif (submassive), bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil.
g.      Karang api (Millepora), semua jenis karang api yang dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh.
h.      Karang biru (Heliopora), dapat dikenali dengan adanya warna biru pada rangkanya.
2.7.2       Bentuk-bentuk koralit hewan karang
Koralit merupakan keseluruhan rangka kapur yang terbentuk dari satu polip. Suatu koralit karang baru dapat terbentuk dari proses budding (percabangan) dari karang. Selain bentuk koralit yang berbeda-beda, ukuran koralit juga berbeda-beda. Perbedaan bentuk dan ukuran tersebut memberi dugaan tentang habitat serta cara menyesuaikan diri terhadap lingkungan, namun faktor dominan yang menyebabkan perbedaan koralit adalah karena jenis hewan karang (polip) yang berbeda-beda.
Menurut Sya’rani (1982), pembagian bentuk koralit adalah sebagai berikut:
a.             Cerioid
Bentuk permukaan yang datar atau rata dari rangka individu yang membentuk koloni tersebut.
b.            Plocoid
Bentuk permukaan yang tidak rata sebagai akibat dari pada setiap individu membentuk tonjolan dari setiap koralitnya.

c.             Phaceloid
Bentuk dari individu tidak hanya merupakan tonjolan tetapi lebih memanjang seperti tonggak.
d.            Meandroid
Individu-individu membentuk alur-alur seperti sungai pada permukaan yang datar.
e.             Flabellate
Individu-individu tidak hanya membentuk alur pada satu dataran tetap, setiap alur individu menonjol ke arah vertikal dari bidang horizontal (ke atas).
f.                   Dendroid
Bentuk koloni hampir menyerupai pohon dimana dijumpai cabang-cabang dan di ujung cabang tersebut biasanya dijumpai calice utama.
g.            Solitair
Bentuk ini adalah bentuk yang paling primitif dibanding bentuk-bentuk yang lain. Kebanyakan karang yang memiliki betuk ini adalah ahermatypic.
h.            Hydnophoroid
Bentuk koloni terdiri dari individu-individu yang seperti bukit tersebar pada seluruh permukaan sehingga sangat mudah untuk dikenal. Bentuk koralit yang biasa, tidak dijumpai pada jenis ini.
2.8 Penyu
·         Penyu Lekang
Dalam bahasa Inggris, penyu ini dikenal dengan nama olive ridley turtle.Penampilan  penyu  lekang  ini  adalah  serupa  dengan  penyu  hijau  tetapi kepalanya  secara  komparatif  lebih  besar  dan  bentuk  karapasnya  lebih langsing dan bersudut. Tubuhnya berwarna hijau pudar, mempunyai lima buah  atau  lebih  sisik  lateral  di  sisi  sampingnya  dan merupakan  penyu terkecil  di  antara  semua  jenis  penyu  yang  ada  saat  ini. Seperti halnya penyu  tempayan,  penyu  lekang  juga  karnivora. Mereka  juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar