My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Selasa, 12 Februari 2013

Eksplorasi Geokimia


LATAR BELAKANG
Bidang kelautan yang mempelajari segala hal mengenai proses yang terjadi didalam lautan.Baik pergerakan komponen fisis maupun kimia.Dalam hal ini kita kan lebih banyak membahas proses kimia yang terjadi dilautan.Khususnya kita akan membahas mengenai Geokimia.Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat ini.Geokimia berasal dari dua buah  disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia.Hal ini bukan merupakan penggabungan ilmu,namun merupakan disiplin ilmu yang hanya membantu menjelaskan fenomena fenomena geologi yang terjadi  dan ditinjau dari sisi kimianya.Sebelum masuk lebih dalam mempelajari Geokimia kita harus memahami ilmu geologi terlebih dahulu.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami ilmu geokimia.Ilmu Geologi sendiri terdiri dari banyak cabang,diantaranya:mineralogi, petrologi, sedimentologi, geomorfologi, paleontologi, geologi struktur stratigrafi dan lain lain.

Geokimia adalah ilmu yang Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan.

Geokimia memiliki beberapa definisi, definisi yang dilakukan oleh Goldschmidt menekankan pada dua aspek,yaitu:
1.Distribusi Unsur dalam bumi (deskripsi)
2.Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut diatas (interpretasi)

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.

Didalam lautan sendiri banyak hal yang berkaitan dengan proses geokimia.Khususnya pada kandungan sedimen laut dan lapisan dasar lautan.Pada makalah ini akan dibahas mengenai Eksplorasi Geokimia.
 
2.1 Geokimia
Keberadaan dan munculnya Geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru menyebabkan munculnya metode metode dan data observasi baru.Hal yang menarik perhatian para ahli sedimentologi adalah awal mulanya sebagian besar penelitian mengenai geokimua mengarah pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur kimia dialam, termasuk akan penyebaran dalam batuan sedimen.Seiring berjalannya waktu data tersebut menuntun pada kenyataan untuk memahami apa yang disebut siklus geokimia(geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol penyebaran atau distribusi unsur dan proses proses yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran dan distribusi seperti itu.
Baru-baru ini, kimia nuklir (nuclear chemistry) menyumbangkan sebuah “jam” dan “termometer” yang pada gilirannya membuka era penelitian baru terhadap sedimen. Unsur-unsur radioaktif, khususnya 14C dan 40K, memungkinkan dilakukannya metoda penanggalan langsung terhadap batuan sedimen tertentu. Metoda 14C, yang dikembangkan oleh Libby, dapat diterapkan pada endapan resen. Metoda 40K/40Ar terbukti dapat diterapkan pada glaukonit, felspar autigen, mineral lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan tua. Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan temperatur purba. Metoda Urey—berdasar-kan nisbah 16O/18O yang merupakan fungsi dari temperatur—dapat dipakai untuk menaksir temperatur pembentukan cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari. Meskipun “jam” dan “termometer” tersebut masih memperlihatkan kekeliruan, namun harus diakui bahwa keduanya telah memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemelajaran sedimen.
Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral pada berbagai kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli lain (lihat Garrels & Christ, 1965). Penelitian aspek-aspek geokimia sedimen banyak menambah pengertian kita tentang endapan sedimen. Buku-buku yang membahas tentang topik-topik geokimia sedimen antara lain adalah Geochemistry of Sediments karya Degens (1965) dan Principles of Chemical Sedimentology karya Berner (1971).
2.2 Eksplorasi Geokimia
Pengertian Eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987).
Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).
Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan kimia.Contohnya:unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain.Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi yang  tidak tetap, melainkan selalu bermigrasi yang merupakan akbat dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unusr unsur yang berada didalam lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi.
2.2.1 Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia
Segala hal yang pastinya memiliki prinsip prinsip yang memberikan karakteristik.Sama akan halnya pada Eksplorasi Geokimia juga memiliki beberapa prinsip prinsip dasar yang perlu diperhatikan.Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan  anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau hewan)
Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita ketahui .Hal Dasar Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:
1.Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari
2.Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.
2.2.2 Metode Eksplorasi Geokimia
Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar dan sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan untuk melakukan eksplorasi geokimia.Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum (Peters, 1978)
a.Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling.
b.Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek contoh-contoh secara umum dan  kedalaman contoh untuk mnentukan level yg dapat diyakini & mengevaluasi faktor bising (noise).
c.Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode.
d.Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika).
e.Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih rapat & penambahan metode geokimia.
f.Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia.
Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi bebas yang saling terkait. Kegagalan yang terjadi  pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap berikutnya.Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel.
Tahap
Metode
Jenis Mineral
Pendahuluan
Citra Landsat
Semua
Sintesis
Regional
Semua
Survey
Tinjau Foto Udara
Semua
AeromagnetikLogam Dasar
Pemetaan Geologi
Semua
Pengukuran
Penampang Stratigrafi
Contoh: Batubara
Sampling
Stream Sediment Sampling
Logam Dasar

Pendulangan
Mineral Berat
Prospeksi Umum
Pemetaan Geologi
Semua
Sampling
Stream Sediment
Logam Dasar

Gaya Berat
Non metalik

SeismikSingenetik
Magnetik Logam

Rock Sampling
Semua
Prospeksi Detail
Pemetaan Geologi
Semua

Soil Sampling (Geokimia)
Logam Dasar

Rock Sampling (Geokimia)
            Semua

Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF, dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah aktivasi neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam analisis unsur tunggal standar.


Alat-alat yang lebih canggih dapat menganalisis multi unsur, seperti:
•Plasma emissin spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb, Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur berguna baik sebagai unsur pennyertamaupun untuk pemetaan geologi: V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y
•Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer, yang mengukur secara simultan 7 unsur dan 26 unsur jejak.
2.3 Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini akan mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan lokasi conto, pemilihan fraksi ukuran dan sebagainya.
2.4 Lingkungan Geokimia
Dalam Eksplorasi Geokimia kita juga perlu mengetahui jenis jenis lingkungan geokimia itu sendiri.Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan yang berada di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey sedimen.

2.5 Mobilitas Unsur
Mobilitas unsur yang dimaksud disini adalah kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium. Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya : F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan magma (pembentukan batuan beku), jebakan pneumatolitik dan hidrotermal, namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mobilitas unsur ini juga dipengaruhi pergerkan lempeng akibat magma.Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial.
2.6 Anomali Geokimia
Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai background dimana nilai background berhubungan dengan endapan bijih.Dalam menentukan anomali geokimia diperlukan adanya nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali.Nilai batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata-rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas nilai threshold didefinisikan sebagai anomali.
2.7 Aplikasi
 Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah satunya adalah metode yang digunakan oleh sedimentologist dalam mengumpulkan data dan bukti pada sifat dan kondisi depositional batuan sedimen, yaitu analisis kimia dari batu, melingkupi geokimia isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk menentukan usia batu, dan kemiripan dengan daerah sumber. Metode ini pertama kali dipakai pada tahun 1970an dimana penelitian sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan penggunaan katadoluminisen dan mikroskop elektron memungkinkan para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentang geokimia. Perkembangan yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara diagenesa, pori-pori dan pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batu pasir dan batugamping.
Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan mikrosedimentologi. Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen sampai ke struktur sedimen. Di lain fihak, mikrosedimentologi meliputi studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih dikenal dengan petrografi.

Daftar Pustaka : 
2.www.wikipedia.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar