Pembahasan Jurnal “Studi
Komponen Pasang Surut Perairan Dangkal (Over And Compound Tides) Model Kanal 1
Dimensi Dengan Menggunakan Metoda Asimilasi Data Variasional”
Fenomena
pasang surut yang terjadi dilautan dalam waktu yang periodik sangat penting dan
sangat mempengaruhi dalam aplikasi pada wilayah pesisir khususnya.Pengetahuan
pasang surut dapat diaplikasikan dalama navigasi, rakayasa pantai/ocean engineering
(pembuatan pelabuhan, bangunana penahan ombak/gelombang, jembatan laut, dan
pemasangan pipa bawah laut), survei hidrografi, penentuan batas wilayah suatu
negara serta pembangkit listrik.Penjalaran gelombang pasang surut pada perairan
dangkal terjadi gesekan dasar yang merupakan komponen non linear komponen
inilah yang disebut kompone pasang surut perairan dangkal/shallow water.
Diketahui
dalam persamaan gerak terdapat dua suku non linear yaitu suku konvektif dan
suku gesekan.Dimana pada suku gesekan terdiri dari dua aspek, suku gesekan
kuadratik dan suku yang bekaitan dengan efek elevasi terhadap gesekan momentum
ηu|u|.Dalam jurnal ini membahas penelitian penyelesaian persamaan gerak dengan
menggunakan metode asimilasi data pada model numerik, hal ini dilakukan karena
penyelesaian persamaan yang didalamnya terdapat suku-suku non linier secara
analitik tidak mudah atau dikatakan sulit.Namun jika diselesaikan dengan
menggunakan metode numerik akan menyebabkan ketidakstabilan.Terdapat juga cara
alternatif yaitu, dengan melinearisasi suku –suku non linier.Dimana ketika kita
mengabaikan suku-suku non linier ternyata akan memperoleh hasil yang kurang
baik.Hal ini disebabkan pada perairan dangkal faktor non linier sangat
signifikan.Namun dengan metode asimilasi data pada model numerik diharapkan
mampu memperbaiki hasil model.Sehingga didapatkan hasil yang akurat dan dapat
digunakan dalam pembangunan wilayah pesisir.
Sebelum
membahas hasil penelitian pada jurnal ini, sebaiknya kita harus tau apa yang
dimaksud dengan Asimilasi data.Hal itu merupakan suatu metodologi yang dapat mengopimalkan
informasi hasil pengamatan dengan
mengkombinasikan kedalam model
numerik.Konsep asimilasi ini secara langsung berhubungan dengan konsep error.
Secara
umum asimilasi data dibagi menjadi 2 :
1. Control
Theory (variasional)
2. Estimation
Theory (sekuensial)
Pada
jurnal ini menggunakan control theory (asimilasi data variasional), dimana
memecahkan masalah dengan optimasi dari kriteria yang ada melalui cara
meminimumkan cot function .Untuk mempermudah dalam menganalisa, dibuat sebuah
model yaitu model kanal 1 dimensi (gambar.jurnal) dengan spesifikasi panjang
kanal 126,875 km yang dibagi menjadi 12 grid dan tiap gridnya sepanjang 10,573
km.Maksud dengan adanya model ini untuk mengilustrasikan simulasi masalah yang
ada sehingga mempermudah dalam menganalisisnya.
Dari
hasil yang didapat pada penetilian tersebut menjelaskan bahwa pemilihan jumlah
iterasi maksimum akan memepengaruhi hasil asimilasi.Kemudian berdasarkan data
yang diperoleh (data tanpa asimilasi rms=12,70 % dengan asimilasi LAE=840,
NAE=840 rms=0,0099%) dan sebelum diterapkan asimilasi rms untuk σ1 adalah
0,1075 m/det dan untuk σ2 adalah 0,44 m/det, sedangkan setelah diasimilasi
mendapatkan nilai σ1 0,0125 m/det dan σ2 adalah 0,0129 m/det.Dari data tersebut
diketahui bahwa metode asimilasi data variasional efektif meningkatkan
ketelitian hasil simulasi.
Dengan
perbedaan ketelitian tersebut sangat mempengaruhi jika diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.Semakin kecil nilai error atau rms maka hasil tersebut makin
akurat dan direkomendasikan untuk digunakan dalam aplikasi manusia.Sehingga
untuk saat ini direkomendasikan menggunakan metode asimilasi variasional dalam
pengolahan data pasang surut.
sungguh teoretis banget... lanjutkan jul..
BalasHapus