My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Jumat, 15 Februari 2013

Jas Merah


Indonesia negara demokrasi, negara berideologi pancasila dan menerapkan pemilu dalam pemilihan calon presiden, gubernur dan sebagainya. Pemilu yang menuntut peran aktif partai politik untuk berusaha ekstra mencari dukungan politik dan suara dari berbagai kalangan. Fenomena yang terjadi, saking “berusahanya” (dalam tanda kutip) partai-partai yang ada segala bentuk usaha yang dilakukan mereka jabani  tak peduli benar atau salah. Politik uang salah satunya, entah masyarakat kita yang bodoh atau memang masyarakat kita terjerat kemiskinan yang memprihatinkan? 

Penurunan elektabilitas partai yang banyak terjadi dipenghujung 2012 serta awal 2013 membuktikan bahwa masyarakat kita tidak sebodoh yang dikira. Kesadaran sebagian masyarakat akan tidak baiknya politisi yang berpolitik dengan banyak uang. Meskipun masih sebagian masyarakat yang sebenarnya sudah tahu buruknya akan tetapi tetap berpatisipasi dalam politik uang bukan lain karena keterbutuhan demi bertahan hidup di kehidupan yang tak pandang bulu. Yah pastinya pada pemilu 2014 mendatang rakyat bingung percaya dengan siapa?

Namun ditengah keterpurukan, muncul sosok yang sangat mengispiratif dan karakternya ditunggu masyarakat setelah sekian lama. Gaya kepemimpinan yang khas, low profile, suka blusak-blusuk dan strategi meja bundarnya yang sukses diimplementasikan di kota solo, Jawa Tengah. Kehadirannya memberikan secercah harapan bagi masyarakat akan keterbutuhan pemimpin yang ber-tipe sejenis itu. Selama 6 bulan menjadi gubernur DKI Jakarta banyak terobosan-terobosan ekstrim yang diusulkan beliau guna kemajuan Jakarta, salah satunya yang terbaru ini merotasi perangkat Pemda setempat seperti mencopot jabatan walikota Jakarta Selatan dan memutasi beliau menjadi kepala Perpustakaan. Keputusan tersebut diambil bukan berdasarkan kinerja Wali Kota yang buruk, hanya saja visi&misi serta langkah beliau tidak sejalan dengan bapak gubernur. Yah kalo mau sukses, warga jakarta harus mau bekerjasama dengan beliau.Demi DKI Jakarta

Yah, gaya kepemimpinan yang ditunggu-tunggu masyarakat kita. Sebuah “gaya” yang nantinya diharapkan mampu membawa bangsa ini melangkah maju mendahulu bangsa-bangsa lainnya. Akan tetapi jangan sampai terjadi lagi para perangkat pemerintah PHP-in warga negaranya. Kita tidak bodoh,  tidak dungu tetapi kita pintar, hanya saja mental bangsa kita yang perlu kita benahi.
Kadang  penulis berfikir, banyak politisi berlomba-lomba untuk mencapai puncak kekuasaan ataupun hanya menjadi perangkat legislatif/eksekutif. Mereka tergiur akan gaji yang akan diterimanya nanti, gajinya termasuk dalam nominal besar. Selain gaji yang didapat, dengan menjadi seseorang yang memiliki kekuasaan akan memberikan celah-celah untuk memperkayai dirinya “KORUPSI”. 

Presiden, anggota legislatif dan eksekutif bukan sebuah status pekerjaan. Akan tetapi sebuah amanah yang harus dijalankan semata-mata demi kesejahteraan rakyat. Andai saja,  setiap perangkat pemerintah akan digaji “secukupnya” saja, asal bisa memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan keluarganya serta tidak berlebihan. Bahkan ekstrimnya jika tidak digaji, bagaimana reaksi para politisi??? Saya yakin banyak dari mereka yang mengundurkan diri dari bangku kekuasaan. Orientasi untuk memupuk kekayaan bukan untuk meng-kayakan rakyatnya.

Namun semua itu hanya perandaian, perandaian untuk bangsa yang lebih baik. Banyak belajar dari sejarah, dimana sejarah melahirkan sosok sosok hebat pemimpin yang harus diteruskan perjuangannya memajukan bangsa tercinta ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar