Seperti biasa, bangun
pagi langsung berusaha seproduktif mungkin salah satunya dengan mengakses
internet sekedar browsing tugas dan media sosial. Namun terkadang mengakses
media sosial menjadi tantangan godaan terbesar, bahkan persentasi ketika
browsing tugas ''disambi" akses media sosial perbandingannya 30:70. Seolah
browsing tugas menjadi sambilan saat akses media sosial. Thats fact! like what
i doing now! hahaha
Dibalik mudharat
selalu ada manfaat, seperti pagi ini tidak sengaja saya melihat status teman
saya sebagai berikut :
via facebook via
ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidani
(Langka tapi Nyata)
Al Kisah, dahulu ada
seorang syaikh yang selalu mengajarkan murid-muridnya perkara akidah. Dia
mengajari mereka tentang kalimat "laa ilaaha illallah", dia berusaha
menjelaskan dan menanamkannya pada mereka, dalam rangka meneladani Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala dia sedang mengajari mereka tentang
"laa ilaaha illallah" dan menanamkannya di dalam jiwa mereka, salah
satu muridnya menghadiahkannya seekor burung beo, karena dahulu syaikh ini suka
memelihara burung dan kucing. Dengan perjalanan waktu, dia menyukai burung beo
itu dan selalu membawanya bersamanya di setiap pelajarannya. Sampai burung beo
itu bisa mengucapkan Kalimat "laa ilaaha illallah". Dan sang burung
selalu mengucapkannya siang dan malam.
Suatu ketika para
murid mendapati syaikh mereka sedang menangis terisak-isak. Maka mereka pun
bertanya kepadanya mengenai apa yang telah membuatnya menangis?!.
Dia menjawab bahwa
kucingnya telah memangsa beo tersebut. Mereka berkata kepadanya: "apakah
karena burung ini, engkau menangis? Kalau engkauvmau, kami bisa memberimu
burung beo yang lain dan lebih baik dari burung beo itu."
Syaikh pun
menolaknya, dan mengatakan kepada mereka: " bukan ini yang membuatku
menangis, yang membuatku menangis adalah ketika si beo diserang oleh si kucing,
si beo hanya berteriak-teriak sampai mati. Padahal si beo sebelumnya banyak
mengucapkan "laa ilaaha illallah". Tetapi ketika si beo diserang oleh
si kucing, dia lupa mengucapkan "laa ilaaha illallah", dia hanya
berteriak-teriak. Karena dahulu si beo cuma mengucapkannya dengan lisannya,
sementara hatinya tidak mengilmuinya dan tidak pula menghayatinya."
Selanjutnya syaikh
mereka berkata: "Aku takut kalau keadaan kita seperti burung beo ini.
Sepanjang hidup, kita selalu mengulang-ulang "laa ilaaha illallah",
tetapi ketika kematian mendekati kita, kita lupa terhadapnya dan tidak ingat,
karena hati kita tidak meresapinya (dan tidak pula memahaminya)."
#Hening #tutuptab
nice post izin share mas :D
BalasHapusiye,share seluas luasnya dek!
BalasHapuskeep write!!