“Wajar apabila aksi penyadapan
itu dilakukan tanpa diketahui siapapun. Tidak wajar kalau ketahuan”, Panglima
TNI.
“Oi,, ini privasi gw!!”, teriak indonesia.
“Lo ga punya etika ye!?”,
teriaknya lagi.
Yep, tajuk utama bulan ini “INDONESIA
DI SADAP”. Eh tapi lebih tepatnya “INDONESIA DI KEPOIN”, petinggi NKRI dikepoin
mulai dari bapak SBY, Ibu Ani, Boediono, Yusuf Kalla dan para menteri lainnya.
Disadap dari pembicaraan yang paling penting dan rahasia hingga pembicaraan
rahasia suami istri “ Mah,,, nanti malem ya “. Untuk kasus ini untungnya aja
yang disadap hanya secara audio bukan secara visual, tajuknya bakal lebih heboh
lagi.
Indonesia menunggu, menunggu
kepastian “Australia tidak akan meminta maaf”. Hal yang udah jelas, Australia nggak
akan minta maaf karena ya merasa hal yang mereka lakuin adalah hal yang benar
untuk stabilitas keamanan negaranya ditambah punya bekengan paman sam. Jelas australia berani, jelas australia tegas
dalam menentukan sikap. Mari kita bandingkan sikap indonesia yaitu menunggu,
menarik duta besar, mengusir duta besar, menghentikan sementara berbagai
kerjasama dan meminta kejelasan. Cukup berani !
Point penting disini adalah,
penyadapan adalah hal yang wajar. Jelas setiap negara saling memata-matai. Hal
ini udah terjadi semenjak perang dunia pertama hingga saat ini, saling mengawasi untuk keamanan negaranya. So
sadap menyadap sebetulnya adalah hal yang lumrah, banyak terjadi diantara
negara negara yang ada meskipun ini melanggar konvensi wina. Disini yang berbicara dan menjadi pemeran utama adalah “teknologi”.
Semakin maju dan canggih teknologi makin mudah menyadap dan sulit disadap. Dan
ini harus menjadi pelecut BIN untuk engga kecolongan lagi. Dan silahkan BIN
menyadap informasi negara lain untuk keamanan NKRI. Itu perlu ! ! !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar