“ Jul, menurutmu kita tahu dia
jodoh atau bukan variabelnya apa?” , tanya tisa.
Sebuah pembuka obrolan pagi
disela penantian pendaftaran KKN Undip.
“hmmm,,,,,, (befikir keras) gw
engga pasti dengan jawaban gw, karena gw pun belom melewati fase tahap itu tis.
Cuman jodoh atau engganya, enggak ada variabel yang jelas. Semua itu yang
tergantung penilaian subjektif orang yang ngejalanin itu semua. Ada orang yang
ngerasa itu jodohnya ketika kesan dan pandangan pertama, meski saat itu belom
ada komunikasi. Mereka berdua sudah merasa ada hubungan batin. Ada juga yang
beranggapan jodoh mereka itu ketika mereka berdua sudah memiliki visi tujuan
hidup yang searah. Bahkan ada juga yang berfikir, jodoh itu dimulai saat
pacaran dan gimana caranya mempertahankan hubungan itu sampai ngucapin akad
nikah”, jawabku ragu.
“oh,,menurutmu gitu ya . terus
gimana cara nilai cowok itu serius ato engga?”, tanyanya lagi.
“sebelumnya sorry nih, bukan
menjudge kalo cewek itu materialistik. Kalau secara batin, kesiapan dan
keseriusan cowok itu ya yang bisa nilai lu sendiri. Lu yang ngejalanin dan
ngerasaain tapi kalau dilihat secara fisik, keseriusan cowok dilihat gimana dia
mempersiapkan segala usahanya untuk hidup lo dan calon anak2 lo. Dia ga mau
hidup lu ma anak anak lo sengsara. Cewekpun juga begitu, gw yakin banyak cewek
baik disekitar kita dan ga materialistik tapi gw juga yakin semua cewekpun ga
mau anaknya hidup dalam keterbatasan meski kebahagian hakiki itu ya kebahagiaan
batin. Tetapi ya dunia ini semua berbicara tentang uang, hal itu engga bisa
dipungkiri . Sehingga esensi bahagia sedikit demi sedikit bergeser, hal itu
bukan kemauan kita tetapi ya tuntutan dunia. Islam pun mengajarkan kita terus
usaha yang optimal kemudian berserah diri, sehingga dunia kita memperoleh dan
akhirat juga aman. Nah disini point pentingnya, ketika udah ngelihat
kesungguhan sang cowok entah itu berhasil atau engga tinggal sang cewek yang
menentukan pilihan. Cewek baik ya cukup melihat kesungguhannya untuk dia meski
hasilnya belom sesuai tapi ya cewek matre sebaliknya, kalo ga berhasil ganti
cowok lain”, jelasku
Obrolan kami tak mencapai
kesimpulan yang jelas, minimnya pengalaman hidup dan sumber wacana menjadi
pembatas topik ini. Cukup kami resapi berdua, biarlah waktu yang menjawab.
Beban yang nanti saya panggul bersama calon pendamping saya. #entahlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar