My Journey

My Journey
Sekapur Barus
Isi tulisan dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, langkah apresiasi terhadap usaha diri, berjuang hidup untuk mandiri, menikmati hidup yang hanya sekali, sebagai bukti bahwa diri pernah berdiri dan menjalani hidup tanpa menyesali. Dipersilahkan kepada para penjelajah dunia maya untuk menjelajahi blog ini. blog yang berisi kumpulan tugas kuliah,catetan dan kejadian aneh lainnya. NO SARA , NO PORNO , NO RASIS . salam damai ! ! !

Selasa, 24 Desember 2013

Sebuah Analogi

Bicara Analogi kehidupan disela kepenatan bahasan SOP menjadi daya tarik tersendiri. Daya tarik yang menjauhkan perhatian dari lembaran-lembaran kusut SOP sekusut bahasan yang tak kunjung usai. Menjauhi hal yang bersifat spesifik hasil penyatuan banyak kepala, mendekati hal yang relatif tak berujung dan tak berdasar. Hanya spekulasi dari pandangan, spekulasi dari pengalaman ataupun spekulasi tak mendasar alias ngaco!

[Piring Beling]
“kukuruyukkk,,, krrukkk,, krruukk,,,,”, Tiba-tiba alarm berbunyi. Alarm alamiah yang setia bunyi pada saatnya, nggak tergantung baterai. Entah itu baterai jenis alkaline atau ABC, yang jelas beda harga dan beda mutu. Alarm pengingat “jangan lupa makan” selalu berbunyi pada saatnya, tak menilai  itu waktu yang tepat atau tidak. Berjalan gontai perlahan menuju dapur, mencari secercah harapan pengisi perut kosong meredam nyanyiannya “Tong kosong nyaring bunyinya” kalo kata slank. Teronggok manis piring beling cantik dengan ukiran ungu bunga anggrek mengelilingi bibir piring disudut rak. Tangan lemah tak terisi energi hasil metabolisme tubuh tak kuasa mengambil piring dari peraduaannya, gaya gravitasi menuntun tuk mencium lantai “prankkkk” pecah terbagi dua berserakan.


Piring beling ibaratkan sebuah kesatuan hubungan, kesatuan rasa dan kesatuan cipta. Dua penciptaan yang disatukan dalam sebuah wadah, yang diinterpretasikan dalam piring beling. Piring beling indah dengan ukiran yang menghiasi, dihiasi oleh cinta kasih keduanya. Segala usaha cenderung bersifat fluktuatif, ada kalanya usahanya mencapai titik nol atau bahkan minus dengan memperburuk keadaan. Dan itulah waktunya piring beling terjatuh dan pecah, pecah terbagi dua.

This the question, what will you do?
1.Ambil dan perbaiki
Membungkuk mengambil pecahan piring dilantai, membersihkan pecahannya agar tidak ada orang lain yang tersakiti akibat pecahannya. Meminimalisir dampak perpecahan keduanya terhadap orang lain, cukup mereka rasakan berdua. Berusaha perbaiki dengan media perekat “lem alteco” ataupun kalau dijakarta terbiasa dengan “power glue”. Perekat super yang dapat digunakan segala jenis barang baik plastik, kaca dan sebagainya. Dioleskan pada sisi bagian yang pecah kemudian digabungkan kembali, ditunggu hingga kering dan jadilah piring beling seperti fungsi utamanya. Tetap terlihat jelas garis pecahan ditengahnya, garis yang membekas tidak dapat dihilangkan. Sebuah bekas yang tak kan hilang meski telah diperbaiki.  Garis yang mengukir di relung keduanya, tinggal kita memilih apakah tidak masalah dengan adanya bekas perpecahannya atau kita lanjut pada opsi ke 2. Sebenarnya  banyak nilai dalam goresan ini, sebuah bekas yang menjadi batu pijakan, menjadi pondasi dan batasan pengingat. Mengingatkan agar garis bekasnya tidak bertambah lagi, tidak makin merusak keindahan piring beling ini. Tetap berpedoman pada nilai dan fungsi suatu benda, sehingga mengoptimalkan penggunaannya. Meski tidak seindah saat baru, piring ini tetap berfungsi sewajarnya. Ya untuk makan.

2.Ambil, buang dan beli baru
Menjunjung tinggi nilai estetika mengesampingkan nilai fungsi, dasar pilihan opsi ini. Baik pilihan 1 dan 2 keduanya tetap sebuah usaha, yang menjadi perbedaan bukan dari usahanya akan tetapi dari sudut pandang menilai sebuah benda. Dengan konsep estetika, konsep kesempurnaan dan keindahan beranggapan point tersebut menjadi dasar utama, menilai fungsi benda akan berjalan optimal ketika searah dengan kesesuaian estetika dan kesempurnaan. Kata lainnya, sudahi hubungan yang telah rusak dan pecah. Biarlah menjadi masa lalu pengingat saat menjalin hubungan baru nanti. Pecahnya menjadi pengingat dan sebagai bahan evaluasi diri agar usaha dalam menjalin dan menjaga hubungin tidak mencapai titik nol bahkan minus dengan kata lainnya jangan sampai pada titik cerai karena akan sulit dalam hal rujuk ketika memiliki dasar konsep sebuah estetika dalam mencapai kesempurnaan. Meski kesempurnaan tidak akan tercapai, tapi apakah salah kita berusaha mendekati nilai sempurna?

[Piring Plastik]
Tidak kaku, elastis, fleksibel dan anti pecah. Sifat yang dimiliki sebuah piring plastik, aman dibawa kemana-mana meski disimpan pada tas yang penuh akan baju, celana dalam ataupun apasaja yang memberikan tekanan pada piring plastik. Tetap tak rusak, bertahan pada bentuk dan fungsinya meski ditekanan dari segala sisi. Fungsi yang dibangun berdasarkan konsep toleransi dan fleksibilitas, minimalisir pemicu api. Hubungan yang tidak kaku, tidak membatasinya selama masih dalam batas norma dan moral. Ini sebuah konsep paling ideal dalam hubungan, tidak protektif dan tidak terlalu kepo. Kepo is care but if over its really uncomfortable, bebas dalam batasnya inti analogi sebuah piring plastik.


Ingat ini tentang piring plastik, rusak hanya saat benar benar ada sebuah gaya luar yang begitu besar hingga merobek kesatuannya. Gaya yang kuat, bukan lagi pengaruh gaya gravitasi. Kebebasan itu terkadang mengundang pihak ketiga, dan itulah gaya pembangkitnya. Pilihan opsipun tetap hampir sama dengan piring beling, perbaiki atau beli baru. Thats your choice !

Sebuah analogi tak mendasar, hanya berdasarkan rangkuman obrolan beberapa kawan pejuang cinta. Masih banyak analogi sebetulnya, seperti paku vs tembok atau setengah piring beling-plastik. Jangan jadikan pedoman dan acuan, tetapi jika kejadian yang anda alami mirip dengan tulisan ini tidak salah ikuti sedikit saran dan masukannya. Hanya sebagai bumbu perjalanan hidup anda.



2 komentar:

  1. lagi galau ya mas? postingannya akhir2 ini hehehe

    BalasHapus
  2. temen temen gw yg lg pada galau, sebatas pendengar dan pendiskusi yang baik aje dek

    BalasHapus